Pejabat AS pada hari Kamis mengatakan bahwa hingga 900.000 orang saat ini hidup dalam kondisi kelaparan di Tigray saja dengan konvoi bantuan yang secara teratur diblokir oleh pasukan Ethiopia untuk memasuki wilayah tersebut.
PBB menyebut situasi itu sebagai "blokade bantuan kemanusiaan de facto” yang sungguh merusak secara global.
Baca Juga: Putin dan Bashar al-Assad dari Suriah Gelar Pembicaraan di Moskow tentang Daerah Pemberontak
Dalam pernyataannya pada hari Jumat, Biden mengatakan dia setuju dengan PBB dan Uni Afrika bahwa “tidak ada solusi militer untuk krisis ini”.
Langkah terbaru datang setelah AS menjatuhkan sanksi pada Jenderal Filipos Woldeyohannes, kepala staf pasukan pertahanan Eritrea, pada Agustus. Pemerintah Eritrea, musuh lama TPLF, yang mendominasi politik Ethiopia sampai Perdana Menteri Abiy Ahmed berkuasa pada 2018, telah berperan penting dalam membantu pemerintah Ethiopia dalam konflik tersebut.
Pembatasan visa AS sebelumnya pada pejabat Eritrea dan Ethiopia pada bulan Mei diberhentikan oleh pemerintah Abiy sebagai upaya untuk campur tangan dalam urusan internal kami.***