Kemenkes: Tak Ada Kaitan Gangguan Ginjal Akut pada Anak dengan Covid-19

20 Oktober 2022, 20:39 WIB
Ilustrasi gangguan ginjal akut pada anak. /Instagram @sehatkuks.iD

FLORES TERKINI – Kasus gagal ginjal atau gangguan ginjal akut pada anak di Indonesia belakangan ini meningkat, terutama sejak akhir Agustus 2022.

Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hingga Senin 18 Oktober 2022 tercatat ada sebanyak 206 kasus gangguan ginjal akut pada anak, dengan angka kematian sebanyak 99 anak.

Jumlah kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Acute Kidney Injury (AKI) pada anak tersebut merupakan jumlah yang dicatat berdasarkan laporan masuk dari 20 provinsi di Indonesia.

Baca Juga: Doa Makan Katolik Sebelum dan Sesudah yang Bisa Didaraskan di Acara Resepsi Pernikahan

Meskipun meningkatnya kasus gangguan ginjal akut pada anak tersebut berbarengan dengan kasus Covid-19 yang kembali menanjak, Kemenkes mengungkapkan bahwa penyakit gagal ginjal akut pada anak tidak ada kaitannya dengan vaksinasi maupun infeksi Covid-19.

“Dari hasil pemeriksaan, tidak ada bukti hubungan kejadian AKI dengan vaksin Covid-19 maupun infeksi Covid-19,” kata Juru Bicara Kemenkes, dr M. Syahril, dikutip dari kemkes.go.id, Kamis, 20 Oktober 2022.

Kata dr Syahril, hal tersebut karena gangguan AKI pada umumnya menyerang anak usia kurang dari 6 tahun, sementara program vaksinasi belum menyasar anak usia 1-5 tahun.

Baca Juga: Jadwal Acara Trans7 Hari Ini Kamis 20 Oktober 2022: Saksikan On The Spot, POV, Anak Sekolah dan Lapor Pak

Dia juga menyebutkan bahwa hingga kini masih terus dilakukan pemeriksaan laboratorium guna mengetahui penyebab pasti gagal ginjal akut pada anak.

Meski begitu, upaya penelusuran kasus gagal ginjal akut terus dilakukan Kemenkes dengan menggandeng para ahli epidemiologi, Badan POM, IDAI, dan Puslabfor.

Penyelidikan epidemologi dilakukan dengan melakukan pengawasan dan pemeriksaan untuk mengetahui infeksi-infeksi yang menjadi penyebab gagal ginjal akut pada anak.

Baca Juga: Punya Gebetan Berzodiak Taurus? Begini Cara Jitu Meluluhkan Hati Doi: Sosok Mandiri Jadi Incaran Utama

Sementara pemeriksaan mencakup swab tenggorokan, swab anus, pemeriksaan darah dan kemungkinan intoksifikasi.

“Saat ini Kemenkes bersama tim tengah melakukan penyelidikan epidemologi kepada masyarakat, tim akan menanyakan berbagai jenis obat-obatan yang dikonsumsi maupun penyakit yang pernah di derita 10 hari sebelum masuk RS/sakit,” ujar dr Syahril.

“Harapannya hasilnya bisa segera kami dapatkan sebagai informasi untuk penanganan selanjutnya,” imbuhnya.

Baca Juga: Jadwal Acara TransTV Hari Ini Kamis 20 Oktober 2022: Saksikan Brownis, Rumpi, dan Sweet Daddy

Sembari menunggu hasil investigasi lanjutan, dr. Syahril menyebutkan telah meminta fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap merebaknya gagal ginjal pada anak dengan aktif melaporkan setiap kasus yang mengarah pada gagal ginjal akut pada anak.

Lebih lanjut sebagai bentuk kewaspadaan dini, Kemenkes meminta masyarakat terutama orang tua yang memiliki anak usia 0-18 tahun untuk aktif melakukan pemantauan umum dan gejala yang mengarah kepada gagal ginjal akut seperti penurunan volume urine yang dikeluarkan, demam selama 14 hari, gejala ISPA, dan gejala infeksi saluran cerna.

“Gagal ginjal akut pada anak ini memiliki gejala yang khas yakni penurunan volume urin secara tiba-tiba. Bila anak mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut,” imbau dr. Syahril.

Selanjutnya belajar dari kasus yang terjadi di Gambia, Kemenkes juga mengimbau masyarakat untuk menggunakan obat dengan baik dan benar sesuai dengan resep dokter maupun informasi yang tertera di kemasan obat.***

Editor: Ade Riberu

Sumber: kemkes.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler