Teori meyakini, fatigue bisa terjadi sebelum terapi. Ini menjadi inflamasi pertumbuhan sel kanker sehingga terbentuk sitokin sebagai respon inflamasi yang ditandai dengan peningkatan IL-6 dan TNF-Apha.
Fatigue juga bisa terjadi selama terapi, terlihat dari efek kemoterapi, readioterapi yang meningkatkan produksi sitokin sebagai respon kerusakan jaringan dari kemoterapi dan readioterapi. Kondisi kelelahan berat juga dapat dirasakan pasien setelah terapi.
Untuk mengatasi masalah fatigue pada penderita kanker, dari dimensi fisik sebaiknya memegang prinsip hemat energi.
Para penderita kanker bisa melakukan kegiatan yang penting saja atau memilih aktivitas yang ringan, misalnya saat mandi pasien diberi kursi, berpakaian sambil duduk, menggunakan kaos oblong ketimbang kemeja dengan banyak kancing, dan memilih sepatu slip on daripada sepatu bertali.***