Soal Munculnya Kasus Rabies di Pulau Timor, Begini Kata Dinas Peternakan NTT

30 Mei 2023, 07:05 WIB
Ilustrasi anjing yang diserang rabies. /Herbert2512/Pixabay

FLORES TERKINI – Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) buka suara usai beredarnya informasi terkait munculnya kasus rabies di Pulau Timor.

Informasi tersebut sebelumnya beredar melalui sebuah pesan singkat di grup aplikasi WhatsApp (WAG) pada pada Senin, 29 Mei 2023 siang.

Berdasarkan pesan yang menyebar melalui WAG tersebut, disebutkan bahwa sampel organ anjing yang dikirim oleh Dinas Peternakan Kabupaten TTS ke Balai Besar Veteriner Denpasar Bali terbukti positif rabies.

Baca Juga: Di Pulau Timor, Satu Desa Diisolasi Usai 10 Orang Digigit Anjing Rabies, 1 Meningal Dunia

Dalam pesan tersebut juga disebutkan bahwa anjing yang positif rabies ini berasal dari Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Menanggapi informasi tersebut, Dinas Peternakan NTT mengakui bahwa kasus anjing rabies benar terjadi di Kabupaten TTS seperti pesan yang beredar.

“Pertama saya mau katakan bahwa informasi tersebut benar adanya,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan NTT, Melky Angsar, pada Senin, 29 Mei 2023.

Baca Juga: Cegah Kasus Rabies di NTT, Gubernur Laiskodat Wajibkan Anjing Milik Warga Divaksin

Meski demikian, Melky Angsar belum dapat memastikan rincian korban gigitan hewan tertular rabies, demikian pun kondisi terakhir di Kabupaten TTS. Pihaknya masih menunggu informasi lanjutan dari pemerintah daerah setempat.

“Informasi lanjutan besok ya, soalnya masih koordinasi dengan Pemda setempat dan besok baru ada keterangan resmi dari Bupati TTS,” tambah Melky.

Desa Fenun Diisolasi

Informasi soal munculnya kasus rabies di Pulau Timor tersebut diperkuat oleh kebijakan mengisolasi Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten TTS, yang diduga menjadi awal mula munculnya kasus rabies di Pulau Timor.

Baca Juga: Sikka KLB Rabies dengan 518 Kasus HPR Sejak Januari 2023, Pemerintah Minta Warga Lakukan 5 Hal Penting Ini

“Kita sudah blok desa itu (Desa Fenun, red) sehingga tidak ada lagi hewan (anjing, kera, dan kucing) yang masuk dan keluar,” kata Bupati Egusem Pieter Tahun pada Senin malam.

Ia juga menjelaskan, kasus rabies di desa tersebut muncul pekan lalu, namun baru diketahui sekarang setelah adanya laporan masuk soal hasil uji lab Balai Besar Veteriner Denpasar, Bali.

Berdasarkan hasil uji lab tersebut, diketahui bahwa sebanyak 10 orang menjadi korban gigitan anjing rabies, di mana 1 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia dan 9 orang belum diketahui informasi lebih lanjut terkait kondisi terakhir mereka.

“Saya. masih menunggu informasi atau laporan dari petugas yang mendata di lapangan,” kata Bupati Egusem Pieter Tahun.

Baca Juga: Rabies ‘Makan’ Korban di Sikka, Dokter Asep Purnama Minta Segera Tingkatkan Cakupan Vaksinasi HPR

Selain mengisolasi Desa Fenun, pemerintah setempat juga segera mengambil langkah pencegahan dengan melakukan vaksinasi terhadap sejumlah Hewan Penular Rabies (HPR), guna mencegah penyebaran wabah rabies dalam cakupan wilayah yang lebih luas.

Kasus Rabies di NTT

Dinas Peternakan NTT mencatat, hingga 15 Mei 2023 telat terjadi dua kasus kematian anak akibat tergigit anjing positif rabies.

Kasus rabies akhir-akhir ini terjadi di Flores dan Lembata, dan kedua pulau itu sendiri sudah dinyatakan sebagai zona karantina rabies sejak 1997.

Baca Juga: Rabies Menelan Nyawa Warga Sikka, Seorang Balita Meninggal Dunia Setelah Digigit Anjing

Oleh karena itu, Dinas Peternakan NTT meminta masyarakat di Pulau Flores dan Lembata agar melakukan vaksinasi terhadap anjing peliharaan, karena hingga saat ini wilayah itu masih belum dinyatakan bebas dari penyakit rabies.

Selain itu, pemerintah kabupaten, pemerintah desa, pemerintah provinsi maupun pusat diimbau untuk bersama-sama mengalokasikan anggaran untuk pengadaan vaksin rabies.

"Vaksin untuk anjing tidak pernah cukup karena masalah anggaran. Idealnya kalau 70 persen anjing sudah divaksin maka bisa terbentuk herd immunity atau kekebalan kelompok," kata Melky Angsar.***

Editor: Ade Riberu

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler