Daripada Nganggur dan Tunggu Tes, Sarjana Ilmu Politik Ini Ajak Sarjana di NTT Bertani

- 21 Februari 2021, 08:44 WIB
Ilustrasi pertanian.
Ilustrasi pertanian. /Portal Bandung Timur/Neni Mardiana

Dijelaskannya, bahwa ia baru melakoni usaha tersebut sejak tahun awal tahun 2021 dan sudah terlihat bahwa hasilnya sangat membantu perekonomian keluarganya selama ini. Apalagi saat pandemi Covid-19, yang membuat banyak masyarakat sulit mencari pekerjaan dan PHK terjadi di mana-mana.

Preadi mengatakan bahwa ia menjadi petani tomat, buncis, dan jagung. Apabila hasil pertaniannya menuju musim panen, ia langsung menjualnya ke sejumlah pasar di Kota Kupang.

Baca Juga: Sebutan Amor dari Krisdayanti di Hari Ulang Tahun Sang Suami Raul Lemos, KD Panjatkan Doa Terbaik

“Dari hasil pertanian tomat, buncis dan jagung, didistribusikan ke sejumlah pasar di Kota Kupang untuk dijual. Hasilnya sangat membantu perekonomian keluarga,” ujarnya.

Selain itu, melihat banyaknya sarjana yang lebih memilih bekerja kantoran, bahkan banyak pula yang rela menganggur bertahun-tahun demi menunggu tes CPNS, Preadi merasa miris dan ingin mengajak mereka membuka lapangan kerja sendiri.

Menurutnya, saat ini ditengah pandemi Covid-19, generasi muda harus bisa mandiri dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan untuk dapat memenuhi kebutuhan, apalagi mereka yang sudah berbekal ilmu sarjana.

Baca Juga: Ramalan CINTA 12 Zodiak Minggu 21 Februari 2021: Aries Dapat Masalah, Gemini Jalani Hubungan yang Monoton

“Jangan beranggapan petani merupakan pekerjaan yang kurang bergengsi dan disepelekan. Karena pertanian merupakan sektor penting dalam mendukung perputaran ekonomi,” jelasnya.

Selain itu, kendala terbesar dari sektor pertanian ialah kurangnya pasokan sumber air, sehingga membuat Preadi dan banyak petani lainnya sangat kesulitan mengembangkan usaha mereka.

“Saya harap pemerintah dapat memperhatikan kendala kami saat ini,” pungkasnya.

Halaman:

Editor: Ade Riberu

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah