FLORES TERKINI – Sosok penyair cerdas dan berbakat asal Nusa Tenggara Timur, Unu Ruben Paineon dikabarkan meninggal dunia Sabtu 7 Agustus 2021.
Penyair yang sudah menelurkan karya-karya hebat yang menginspirasi generasi muda Nusa Tenggara Timur ini ramai dibicarakan di Facebook.
Salah satunya postingan Ishack Sonlay, yang juga adalah seorang penyair NTT menunjukkan pesannya terkait kabar Unu pada 13 Januari 2021, pukul 21.09.
Baca Juga: Pangdam IX Udayana Deklarasi Pengadaan Bantuan Pompa Hydram, Kades Tanalein: Sumber Air Sudah Dekat
Unu rupanya mengungkapkan pesan via WhatsApp tersebut bahwa dia sedang berjuang melawan sakit yang dideritanya.
“Halo om Ishack, saya sakit lumayan parah, tapi ini sudah pemulihan 1 bulan, sudah pelan-pelan fit,” tulis Unu saat menjawab pesan Ishack.
Sejauh ini, banyak penggemar Unu memposting fotonya dengan caption yang sedih dan mengucapkan selamat jalan kepada sang penyair.
Baca Juga: YKS Hibahkan Ambulance Laut kepada Pemkab Flotim, Tim Dinkes Lakukan Uji Coba Pelayaran
Untuk diketahui, ada beberapa karya-karya Unu yang sudah terbit yang menjadikan dirinya termasuk salah satu penulis produktif serta memotivasi banyak anak muda NTT.
Beberapa novelnya tersebut ialah Unu (Juxtapose, 2009) dan Benang Merah (IBC, 2015), dan juga Foek Susu (Pelangi Sastra Malang, 2019).
Novelnya Foek Susu pernah diluncurkan, Sabtu 19 Mei 2019 lalu, di mana mendapat banyak apresiasi dari Yohanes Sanak (penulis dan budayawan), Rano Korbaffo (pegiat Komunitas Lopo Biinmafo), dan Ardian Muhammad (Dosen Universitas Negeri Timor).
Baca Juga: Dinkes Flores Timur Uji Coba Kemampuan Ambulans Laut, Bakal Beroperasi dalam Waktu Dekat
Novel Foek Susu dirampungkan Unu selama 4 tahun hingga diterbitkan bersama Pelangi Sastra Malang pada tahun 2019.
Unu adalah salah satu penyair yang menyinggung Kosmologi masyarakat dalam novelnya, sehingga dirinya dikenal sebagai penyair yang mandiri.
Unu berjuang dari hasil menulis dan juga menjadi ojek daring demi membiayai hidupnya setiap hari.
Adapun kalimat yang menyentuh disampaikan Unu saat peluncuran bukunya Foek Susu pada 2019 silam. Unu menyinggung terkait penulis yang tidak punya uang.
“Jangan pikir jadi penulis itu banyak uang. Tidak. Kita capek tulis, kita jual. Kadang orang utang, tidak bayar. Kita mau minta juga malu,” ungkapnya.
Hingga kini, hiasan Facebook masih ramai dengan ungkapan kesedihan serta kehilangan sang penyair kebanggaan Nusa Tenggara Timur.***