“Kasus kesehatan seperti mialgia, dermatitis alergi, ispa, cepalgia, gastritis telah ditangani tim Dinas Kesehatan. Kondisi kesehatan warga saat ini dalam penanganan intens oleh tenaga kesehatan, " ujar Kadis Kesehatan Manggarai Timur, Surip Tintin.
Sementara itu Kepala BPBD Kabupaten Manggarai Timur, Petrus Subin, menuturkan bahwa pihaknya telah melaporkan secara resmi peristiwa banjir di Kecamatan Lamba Leda Utara kepada BPBD Provinsi NTT, BNPB serta Balai Sungai Kupang.
"Kita berharap, ada dukungan dari pihak terkait sehingga peristiwa ini tidak terjadi kembali. Banjir seperti ini selalu terjadi setiap tahun. Kita berharap ada dukungan berupa pembangunan tembok penahan banjir, " kata Petrus Subin.
Di lain sisi Camat Lama Leda Utara Agus Supratman menjelaskan, sejumlah kampung seperti Luwuk, Ronting, Waso, Nanga Pede dan Nanga Lirang, menjadi wilayah terdekat dengan titik pasang tertinggi air laut. Kondisi tersebut membuat daerah-daerah itu rawan dari ancaman air laut pasang.
Sedangkan kampung yang terdampak banjir pada tahun ini, kata Agus Supratman, adalah Nanga Pede.
Menurutnya, bencana banjir yang senantiasa berulang setiap tahun ini diakibatkan oleh pertemuan luapan air sungai Wae Laing dan Wae Rutung dengan air laut pasang.
Dia menjelaskan juga, upaya memperbaiki kondisi kawasan pantai telah dilakukan sejak tahun lalu.
“Paling akhir, kegiatan penanaman mangrove oleh Bupati Manggarai Timur Agas Andreas pada 11 Februari lalu,” ujarnya.