Banjir Rob Terjang Kota Manado, 21 Unit Rumah, 34 KK dan 113 Jiwa Terdampak: Ini Penjelasan BMKG

8 Desember 2021, 20:39 WIB
Banjir Rob Terjang Kota Manado, 21 Unit Rumah, 34 KK dan 113 Jiwa Terdampak /ANTARA/Nancy Tigauw

FLORES TERKINI - Banjir rob atau banjir pesisir terjadi di wilayah Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara.

Banjir rob ini merendam tiga kelurahan di tiga kecamatan yaitu, Kelurahan Titiwungen Selatan di Kecamatan Sario, Kelurahan Karangria di Kecamatan Tuminting, dan Kelurahan Malalayang di Kecamatan Malalayang.

Banjir rob juga menimpa salah satu pusat perbelanjaan Mega Mall Manado membuat beberapa kendaraan yang terparkir di pinggir kawasan tersebut terkena hempasan ombak.

Baca Juga: Banjir Landa Kota Makassar, Prajurit Sarang Petarung Yonmarhanlan VI Turun Evakuasi Warga Terdampak

Peristiwa yang terjadi pada Selasa, 7 Desember 2021 pada pukul 18.00 WITA.

Akibat dari banjir rob atau pesisir itu setidaknya ada sebanyak 34 Kepala Keluarga (KK) dan 113 jiwa merasakan dampak dari peristiwa tersebut.

Selain itu, ada sejumlah 21 unit rumah warga juga ikut terdampak dalam peristiwa naas tersebut

Baca Juga: Potensi Hujan Lebat Sepekan, BMKG Ingatkan Warga untuk Waspada Bahaya Banjir dan Tanah Longsor

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa banjir pesisir atau rob di Kota Manado, Sulawesi Utara itu dipengaruhi letak garis pantai yang seamless.

Garis pantai seamless, artinya garis pantai tersebut tidak ada batasnya, sehingga langsung menjadi bagian dari sebuah kota yang terletak di pinggir pantai.

"Manado akan sangat berdampak karena ini seamless antara pantai dengan wilayahnya," ujar Deputi Meteorologi BMKG Guswato dikutip dari ANTARA, Rabu 8 Desember 2021.

Baca Juga: Peringatan BMKG: Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang Melanda Sebagian Besar Wilayah Indonesia

Guswanto mengatakan hal tersebut menyebabkan gelombang tinggi dapat mendorong air laut menuju ke daratan.

Dalam kasus ini, air laut sampai masuk ke dalam pusat perbelanjaan yang terletak persis di pinggir pantai, maupun menyebabkan wilayah lainnya terendam.

"Seharusnya pada daerah-daerah tersebut memiliki pembatas antara perairan dengan daratan. Misalnya menggunakan beton maupun tanaman penahan abrasi," katanya.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING GRATIS Liga Champions Bayern Munchen vs Barcelona, Xavi: Saya Tidak Butuh Keajaiban

Sementara Kepala Pusat Meteorologi Maritim Eko Prasetyo mengatakan prediksi BMKG hingga tiga hari ke depan, wilayah perairan Manado memiliki gelombang sangat tinggi berkisar 4-6 meter. Kemudian jika bergerak ke garis pantai bisa tereduksi menjadi 1,5-2 meter.

"Inilah yang berdampak ketika bersamaan dengan fase pasang air lautnya. Jadi tidak setiap saat hanya di fase pasang air laut saja, sehingga ketika dorongan gelombang laut pada saat pasang akan bisa masuk ke daratan," ujar Eko.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado melaporkan tidak ada warga yang mengungsi akibat peristiwa tersebut.***

Editor: Ancis Ama

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler