FLORES TERKINI – Mengunjungi Kepulauan Derawan adalah hal yang baik, tetapi wisatawan juga perlu mempertimbangkan untuk menjelajahi bagian lain dari Kabupaten Berau.
Banyak situs sejarah yang menunggu kedatangan wisatawan. Adapun referensinya, ada Batu Nisan Raja Alam yang berada di Desa Tembudan.
Ini adalah situs pemakaman Sultan Alimuddin, yang memerintah wilayah itu antara tahun 1810 dan 1848.
Baca Juga: Gua Petau di Desa Long Lanuk Kabupaten Berau, Mampirlah dan Jelajahi Gua yang Memiliki Bau yang Aneh
Saat ini, sebagian besar pengunjung datang ke situs tersebut untuk berziarah dan mempelajari sejarahnya.
Itu berarti batu nisan adalah situs yang direkomendasikan untuk wisata religi. Bahkan kerabat raja pun sering datang ke lokasi tersebut.
Dari segi ukuran, Makam Raja Alam tergolong kecil. Kawasan ini dikelilingi pagar dan beberapa tanaman, terutama bunga.
Atap terbuka menutupi batu nisan utama, milik Raja Alam. Ada makam lain yang mengelilingi situs pemakaman utama itu juga.
Menurut penduduk setempat, mereka adalah kerabat raja. Meskipun ukurannya kecil, situs ini menawarkan suasana yang bersih dan nyaman.
Tidak banyak orang yang terlihat di lokasi juga. Itu berarti cocok untuk ziarah atau berdoa. Terima kasih kepada para penjaga.
Baca Juga: Teluk Sulaiman di Kecamatan Biduk-Biduk, Berau dengan Pemandangan Rutinitas Para Nelayan
Mari Menjelajah Makam Raja Alam
Hal yang paling umum dilakukan di Makam Raja Alam adalah mempelajari sejarah situs tersebut.
Faktanya adalah Raja Alam adalah anak dari Amiril Mukmini dan dia adalah orang yang dihormati saat itu.
Karena kharismanya, bahkan makamnya cukup populer di kalangan penduduk lokal dan turis. Kebanyakan, mereka ingin mempelajari sejarah raja.
Informasi lengkap mengenai sejarah tersebut disediakan oleh pemandu wisata atau penduduk setempat.
Bagaimanapun, wisatawan harus memahami Bahasa Indonesia, karena membantu mereka mempelajari cerita dengan lebih baik.
Terlepas dari sejarah, pengunjung mencapai makam untuk ziarah. Itu karena mereka menganggapnya sebagai situs suci, dan mereka berdoa di sana.
Mereka percaya bahwa mereka mungkin mendapatkan kemakmuran dan keberuntungan dari itu.
Ini menjelaskan mengapa pengunjung membawa beberapa sesaji (Sajen) ke situs pemakaman. Biasanya berupa kelopak bunga mawar dan bunga melati.
Baca Juga: Kampung Kecil di Flores Timur Ini Menyimpan Cerita Cinta Unik Warga Belanda, Ini Buktinya
Faktanya sudah menjadi kebiasaan di kalangan penduduk setempat, meskipun turis asing menganggapnya aneh.
Saat melakukan ziarah, beberapa orang memberikan doa ke makam. Harapannya adalah kehidupan yang lebih sejahtera dan sehat.
Hal lain yang dapat dilakukan wisatawan di Makam Raja Alam adalah fotografi.
Artinya, pengunjung diperbolehkan membawa kamera atau smartphone di lokasi pemakaman.
Aturannya adalah mereka tidak boleh menimbulkan keributan atau sampah di sana. Itulah aturan dasarnya, karena situs ini dianggap keramat.
Bahkan berlari pun tidak diperbolehkan! Beginilah cara wisatawan menunjukkan rasa hormat kepada orang mati dan situs bersejarah apa pun.***