Mengenal Tarian Tiba Meka yang Bakal Mewarnai Acara Penyambutan Tamu KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo

- 3 Mei 2023, 11:47 WIB
Tarian Tiba Meka, tari tradisional dari Manggarai untuk menerima para tamu.
Tarian Tiba Meka, tari tradisional dari Manggarai untuk menerima para tamu. /Tangkap Layar YouTube Labuan Square

Makna Tiba Meka

Pada dasarnya, tarian Tiba Meka tidak lepas dari ritus khas masyarakat Manggarai dengan nama serupa tarian tradisional dimaksud. Ritus Tiba Meka – begitu juga tarian Tiba Meka – sama-sama merupakan tata cara masyarakat Manggarai dalam menerima tamu, terutama tamu-tamu yang dianggap sebagai orang-orang ‘penting’ dan ‘agung’. Ritus dan tarian ini ditampilkan untuk mempererat persaudaraan dan memupuk silaturahmi antara warga dengan para tamu yang berkunjung.

J.A. Verheijen dalam bukunya yang berjudul Kamus Manggarai-Indonesia yang diterbitkan pada tahun 1967, menjelaskan bahwa istilah Tiba Meka dibentuk oleh dua kata, yakni tiba dan meka. Tiba berarti terima, menadah, tangkis, setuju atau menyambut. Sedangkan meka berarti tamu. Jadi, Tiba Meka berarti menerima atau menyambut tamu.

Baca Juga: Tarian Hegong Tampil di City Tour Peserta IAWP di Labuan Bajo, Simak Makna Setiap Gerakannya

Menurut Verheijen, istilah Tiba Meka juga dipakai untuk menyambut kelahiran seorang anak manusia. Karena itu, anak yang baru lahir disebut meka weru (tamu yang baru dilahirkan).

Sementara itu, Pius Pandor dalam bukunya yang berjudul Menyambut dan Memuliakan Sesama dalam Ritus Tiba Meka Orang Manggarai (2015, halaman 210), menjelaskan beberapa maksud kedatangan tamu dalam sebuah kampung atau oleh masyarakat Manggarai disebut beo. Berikut ulasannya.

Pertama, meka lako lejong. Meka lako liba (tamu yang secara kebetulan mampir di suatu kampung) yaitu mereka yang melintasi sebuah kampung untuk menjual barang-barang dagangan (meka ata pika barang), untuk mencari kuda atau kerbau (meka ata kawe kaba agu jarang), dan untuk sekadar singgah minum (meka ata masa wae).

Baca Juga: Warga Adonara Gelar Tarian Hedung Massal Selama Lima Pekan sebagai Hiburan Rakyat

Kedua, meka ata poli reke be olon (tamu yang terlebih dahulu berjanji untuk datang ke suatu kampung). Meka jenis kedua ini adalah mereka yang datang ke sebuah kampung karena ada keperluan seperti tamu pemerintah, tokoh agama, atau lembaga sosial kemasyarakatan yang memang datang karena ada urusan yang terkait dengan keluarga atau kampung yang bersangkutan.

Ketiga, meka lejong toe reke, yaitu tamu yang datang tanpa pemberitahuan sebelumnya, seperti mereka yang menjadi petualang atau sekadar rekreasi.

Halaman:

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x