Renungan Katolik Pekan Prapaskah V, Minggu 17 Maret 2024: Riwayat Penyelamat yang Wafat dan Bangkit

16 Maret 2024, 07:50 WIB
Ilustrasi. Renungan Katolik Pekan Prapaskah V, Minggu 17 Maret 2024. /Kolase Foto FLORESTERKINI.com/Pixabay

FLORESTERKINI.com – Renungan Katolik di Pekan Prapaskah V, Minggu, 17 Maret 2024, meriwayatkan kisah tentang Penyelamat yang wafat dan bangkit, yang diibaratkan dengan sebutir gandum. Bahwasanya, benih gandum kecil pada akhirnya harus mati untuk dapat tumbuh dan menghasilkan buah berlimpah di muara jalan sunyinya.

Namun sebelum masuk ke dalam inti renungan di hari Minggu ini, umat Katolik akan terlebih dahulu diperdengarkan bacaan-bacaan Kitab Suci dari Kitab Nabi Yeremia 31:31-34 (Bacaan Pertama), Surat Ibrani 5:7-15 (Bacaan Kedua), dan Injil Yohanes 12:20-33.

Saudari-Saudara terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus, Penyelamat yang wafat dan bangkit! Di dalam Bacaan Pertama, umat Israel terus-menerus melangggar perintah Tuhan yang ditulis Musa pada dua loh batu.

Baca Juga: Lengkap! Berikut Nama-Nama 30 Anggota DPRD Flores Timur Periode 2024-2029, Ada 20 Pendatang Baru

Karena itu, Tuhan berjanji akan menuliskan dalam hati manusia, agar mereka tidak melupakannya. Itulah hukum yang ditulis Roh Kudus dalam hati umat beriman berkat penebusan Kristus.

Yesus memberi teladan bagaimana melaksanakan hukum yang ditulis oleh Roh, yaitu hukum kasih, dengan pengorbanan diri sehabis-habisnya untuk kita.

Itulah yang dimaksudkan oleh Yesus ketika Ia berkata: “Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan”. Akan tetapi, jalan kemuliaan-Nya adalah jalan sengsara, wafat, dan kebangkitan.

Baca Juga: Dukung Pengembangan IKN, Menparekraf Bakal Terapkan Konsep Pariwisata Berbasis Green Tourism

Inilah satu rahasia hidup, sebuah misteri agung, yang dijelaskan Yesus atas tiga cara dalam Injil hari ini. Pertama, “Jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah”.

Sabda itu adalah hukum alam yang dipakai Yesus sebagai ibarat untuk menjelaskan jalan keselamatan yang dirintis-Nya: Yesus, Putera Tunggal Allah, mengorbankan nyawa agar melahirkan kita sebagai anak-anak Allah.

Hal itu lalu ditegaskan kembali di dalam Bacaan Kedua dari Surat Ibrani: “Kristus menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya” (Ibr. 5:9).

Baca Juga: Aurel Hermansyah Tampil di Shopee Live, Garansi Tepat Waktu Bikin Makin Betah Belanja Online

Kedua, “Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia memeliharanya untuk hidup yang kekal”.

Dengan kata-kata tersebut, Yesus merumuskan prinsip hidup yang paling dasariah untuk semua manusia, bahwa hanya dengan mengorbankan diri bagi sesama, orang akan menemukan jati diri yang sesungguhnya.

Hal ketiga yang dimandatkan Yesus dalam sabda-Nya adalah soal pelayanan. Ia bersabda, “Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana pun Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada”.

Lantas, beranikah kita mengikut Yesus yang tersalib, ibarat sebutir biji gandum yang harus mati untuk tumbuh dan menghasilkan buah berlimpah? Beranikah kita melayani Dia dalam sesama yang paling kecil, miskin dan hina dina?

Baca Juga: Waspada! Cuaca Ekstrem Masih Berpotensi Terjadi hingga Awal Pekan Depan

Doa

Yesus, ajarlah kami mengikuti jalan-Mu, jalan sunyi benih kecil yang harus mati untuk tumbuh dan menghasilkan buah berlimpah, sebab hanya dengan memberi, kami menerima; hanya dengan berbagi, kami dilimpahi; hanya dengan mengorbankan nyawa bagi sesama, kami mencapai hidup baru yang abadi dalam Dikau, Penyelamat kami sepanjang segala abad. Amin.***

Disclaimer: Renungan Katolik ini sejatinya disusun dan dibawakan oleh Pater Leo Kleden SVD, kemudian dibagikan lagi di sini dengan perubahan seperlunya, dengan maksud dan tujuan evangelisasi di media sosial.

Editor: Ade Riberu

Tags

Terkini

Terpopuler