CEK FAKTA: Benarkah Suhu Dingin di NTT Dipengaruhi oleh Fenomena Aphelion?

13 Juli 2022, 12:00 WIB
Cek Fakta : Dampak Fenomena Aphelion Suhu Menjadi Terasa Dingin? /Instagram @infobmkg

FLORES TERKINI – Tersebar kabar yang menyatakan bahwa suhu dingin ekstrem di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini dipicu oleh Fenomena Aphelion.

Fenomena Aphelion adalah suatu kondisi di mana jarak matahari terhadap bumi mengalami titik terjauh.

Menurut, Peneliti Pusat Riset Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Andi Pangeran, dalam Fenomena Aphelion, bumi mencapai jarak terjauhnya dari matahari pada 4 Juli 2022, dengan jarak 152.098.455 kilometer.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Sidang Putusan Randy Badjideh Ditunda, Ini Alasannya

“Sejak 1800, terjadinya Fenomena Aphelion dalam 200 tahun terakhir selalu berlangsung pada Juli," kata Andi.

Ada yang beranggapan bahwa suhu dingin di sebagian besar wilayah NTT saat ini sebagai hal yang tak biasa, dan salah satu penyebabnya adalah Fenomena Aphelion tersebut.

Kabar tersebut beredar di tengah rasa keingintahuan masyarakat mengenai penyebab sebenarnya dari suhu udara dingin yang dirasakan saat ini.

Baca Juga: Jadwal Acara Trans7 Hari Ini, Rabu 13 Juli 2022: Cek Jam Tayang Jejak Si Gundul hingga Lapor Pak

Bahkan dalam narasi yang tersebar melalui pesan WhatsApp, disebutkan bahwa cuaca akan terasa dingin hingga Agustus 2022 mendatang diakibatkan oleh Fenomena Aphelion.

Lantas, apakah Fenomena Aphelion itu membuat suhu udara di bumi menjadi sangat dingin? Benarkah demikian?

Dikutip dari bmkg.go.id, informasi terkait Fenomena Aphelion sebagai penyebab suhu udara di bumi menjadi sangat dingin sesungguhnya tidak benar adanya.

Baca Juga: Terdakwa Randy Badjideh Tiba di PN Kupang, Putusan Maksimal JPU Dinantikan Keluarga Astri dan Lael

Faktanya, Fenomena Aphelion tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap penurunan suhu di Indonesia. Hal ini ditegaskan oleh Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Drs. Mulyono R. Prabowo, M.Sc.

“Sebenarnya, Aphelion ini adalah fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli. Sementara itu, pada waktu yang sama, secara umum wilayah Indonesia berada pada periode musim kemarau. Hal ini menyebabkan seolah Aphelion memiliki dampak yang ekstrem terhadap penurunan suhu udara di Indonesia,” kata Mulyono.

Ditegaskan, tidak benar cuaca dingin yang terjadi beberapa wilayah di Indonesia termasuk di NTT disebabkan oleh Fenomena Aphelion.

Baca Juga: Terbaru! Sinopsis Love Story The Series Rabu 13 Juli 2022: Terkuak Alasan Zidan Menikahi Wanita Lain

Memang benar bahwa Fenomena Aphelion terjadi ketika titik bumi berada paling jauh dengan matahari. Hal ini karena bentuk orbit tidak berbentuk bulat sempurna, melainkan elips.

Namun, cuaca dingin di beberapa wilayah Indonesia termasuk di NTT tidak terkait dengan Fenomena Aphelion tersebut.

Yang sebenarnya, kondisi meteorologis berupa suhu dingin yang dirasakan saat ini rutin terjadi pada musim kemarau setiap tahun, terutama memasuki bulan Juli hingga Agustus.

Baca Juga: Polisi Ungkap Penyebab Kematian Seorang Satpam Bank NTT di Kupang, Ini yang Ditemukan!

"Ini puncaknya musim kemarau, suhu dingin itu sore menjelang malam sampai pagi hari. Ini sebagai salah satu tanda-tanda mau mencapai puncaknya musim kemarau," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang, Agung Sudiono Abadi.

BMKG juga menerangkan, penyebab suhu dingin di NTT pada saat musim kemarau ini terjadi karena adanya pergerakan massa udara dari Australia.

Saat ini, massa udara dari Australia itu sedang berada pada puncak musim dingin dengan membawa udara dingin dan kering ke Asia melewati Indonesia yang dikenal dengan Angin Monsun Timur atau Angin Monsun Dingin Australia.

Baca Juga: Jadwal Acara TransTV Hari Ini, Rabu 13 Juli 2022: Nonton Film Daredevil, Sicario, dan El Gringo

Otomatis, NTT yang secara geografis berada lebih dekat dengan Australia tentu tidak luput merasakan suhu udara yang lebih dingin dari bulan-bulan sebelumnya, yang disertai dengan angin kencang yang kering.

Dijelaskan juga, pada saat puncak kemarau, memang umumnya suhu udara lebih dingin dan permukaan bumi lebih kering. Pada kondisi demikian, panas matahari akan lebih banyak terbuang dan hilang ke angkasa.

Itulah yang menyebabkan suhu udara musim kemarau lebih dingin daripada suhu udara musim hujan.***

Editor: Ade Riberu

Sumber: bmkg.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler