Trauma Kisah 13 Tahun Silam, Ido Gal Razon Akui Bunuh 40 Warga Palestina

2 Juni 2021, 14:24 WIB
Masjid Al Aqsa di Palestina. Ini adalah kesaksian seorang tentara Israel saat pecah perang 13 tahun silam, hingga dirinya alami trauma. /Reuters/Ammar Awad/

FLORES TERKINI – Pengakuan dari mantan tentara Israel yang mengakui sering didatangi para korban lewat mimpi.

Melalui kanal YouTube dalam Cerita Sejarah, ia membagikan kisah silam yang membuatnya kini mengalami depresi dan stress berat.

Dari pengakuannya Ido Gal Razon, mantan tentara Israel pernah membunuh 40 warga Palestina yang tak bersalah, ia dengan sadar membunuh mereka dengan kedua tangannya sendiri.

Baca Juga: CEK FAKTA: Skuad Italia untuk EURO 2020, Ada Giacomo Raspadori, Bocah 21 Tahun dari Sassuolo

Hal itu dilakukan pada perang Israel 13 tahun yang lalu ketika menjadi tentara. Sama halnya dengan perang Israel terhadap Palestina di tahun 2021, ini menjadi sama persis dengan peristiwa peperangan yang terjadi antara Israel dan Palestina pada tahun 2007.

Razon menyampaikan betapa dirinya menderita mengalami depresi dan trauma psikis yang membuatnya tidak bahagia menjalani kehidupan normal.

Razon kemudian mengungkapkan kisah trauma yang dialaminya ke para Anggota Komite Israel pada tahun 2015.

Baca Juga: Beberapa Fakta Seputar Wanita yang Dibunuh di Hotel Dreamtel Kawasan Menteng

Saat menceritakan kisahnya, Ragon tampak mengebu-gebu bercerita lantaran ia terlalu menderita menyimpan sendiri pengalaman traumatik itu.

Di hadapan pemerintah Israel Razon bercerita bagaimana dirinya merasa begitu bersalah dan merasa di luar nalar sehat karena telah membunuh para korban.

Sebagai tentara waktu itu, Razon mengaku telah membunuh 40 warga Palestina di jalur Gaza, yakni perang Israel dan Palestina di 2007.

Baca Juga: Fakta Seputar Mitos Hubungan antara Pori-pori dengan Perawatan Wajah, Bisa Bikin Jerawat Menumpuk?

Setelah peristiwa tersebut, kondisi mental Razon semakin terganggu, hingga dokter menyatakan ia mengalami depresi dan trauma.

“Saya membunuh lebih dari 40 orang hanya untuk kalian. Saya benar-benar membunuh mereka,” ujar Razon.

Setiap malam, Razon juga mengatakan bahwa korban-korban yang ia bunuh selalu mendatanginya.

Baca Juga: CEK FAKTA: BNI Tegaskan Transaksi Nasabahnya di ATM Berlogo BNI Tidak Dipungut Biaya

“Saya selalu buang air kecil di kasur saat tidur selama ini akibat trauma. Mereka mendatangi saya dan berkata ‘Kenapa kamu membunuhku’. Apakah Anda masih bisa menjalani hidup tenang jika mengalami hal yang saya alami? Dapatkah Anda makan dengan tenang? Dapatkah kalian semua menjalani hidup?” tegas Rozan.

Dari semua yang dialami Razon, dokter menyatakan bahwa Razon memiliki Post Traumatic Stress Disorder atau PTSD karena pembunuhan yang ia lakukan 13 tahun lalu.

Saat mengetahui kondisi mental tersebut, Razon meminta perawatan untuk mengatasi penyakitnya. Namun, pemerintah Israel hanya memberikan perawatan seadanya.

Baca Juga: CEK FAKTA: Kisah Guru Honorer yang Kaya Mendadak Berkat Pembangunan Bendungan

Ia menyampaikan jika dirinya adalah seorang pejuang bahwa melakukan semua tugas yang diperintahkan tanpa alasan menolak termasuk membunuh lawan dan musuh pemerintah Israel.

“Saya juga seorang pejuang Galoni, kenapa Anda tidak memerlakukan saya dengan baik? Saya membunuh untuk Anda dengan tangan ini,” jelas Razon.

Razon pun terus menuntut pemerintahan Israel untuk memberikan pengobatan dan perawatan maksimal untuk mengatasi trauma yang ia alami karena perang.***

Editor: Eto Kwuta

Tags

Terkini

Terpopuler