PBB Ungkap Ada Pelanggaran HAM di Wilayah Tigray Ethiopia, Begini Respon Paus Fransiskus

22 Juni 2021, 21:36 WIB
Paus Fransiskus memberi respon tentang pelanggaran hak berat di wilayah Tigray Ethiopia. /Instagram/@fransiscus

FLORES TERKINI – Kepala hak asasi PBB mengatakan "sangat terganggu" oleh laporan pelanggaran yang muncul belakangan ini.

Adapun pelanggaran dimaksud ialah lanjutan hukum humaniter internasional dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga sipil di wilayah Tigray Ethiopia.

Hal ini termasuk eksekusi dan pelecehan seksual, lebih dari enam bulan sejak pertempuran dimulai di sana.

Baca Juga: Duterte Ancam Warga Filipina yang Tak Mau Ikut Vaksinasi: Anda Pilih, Vaksin atau Saya Jebloskan ke Penjara

Penyalahgunaan Meningkat

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Michelle Bachelet mengatakan berita terbaru pada hari Senin 21 Juni 2021.

Adapun berita tersebut ialah bahwa kantornya telah menerima laporan tentang pelanggaran serius hukum humaniter internasional dan pelanggaran berat hak asasi manusia dan pelanggaran terhadap warga sipil "oleh semua pihak dalam konflik".

Baca Juga: Demi Rekonsiliasi, Perdana Menteri Spanyol Bakal Ampuni 9 Separatis Catalan

Ini termasuk eksekusi di luar proses hukum, penangkapan dan penahanan sewenang-wenang, kekerasan seksual terhadap anak-anak maupun orang dewasa, dan pemindahan paksa.

Dalam pidato pembukaan Sidang ke-47 Dewan Hak Asasi Manusia PBB, 21 Juni-13 Juli, di Jenewa, Bachelet mempresentasikan laporan tahunannya tentang kegiatan kantornya.

Dia mengungkapkan ada laporan tentang peran sentral negara dalam menanggapi pandemi dan kesehatan lainnya serta keadaan darurat, dalam mewujudkan semua hak asasi manusia.

Baca Juga: Gegara Covid-19 Meningkat Pesat di Rusia, Pemerintah Sentil Kurangnya Kesadaran Masyarakat untuk Divaksin

"Laporan yang dapat dipercaya, tentara Eritrea masih ada di sana, meskipun ada janji untuk pergi. Pemerintah Ethiopia mengatakan akan meminta pertanggungjawaban mereka yang melakukan pelanggaran dan lebih dari 50 tentara diadili karena pemerkosaan atau pembunuhan warga sipil di Tigray. Ini belum merilis rincian dari kasus-kasus itu,” ungkapnya.

Konflik Tigray

Perang di Tigray dimulai pada November sebagai upaya Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed untuk melucuti kelompok pemberontak Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF).

Baca Juga: Paus Fransiskus Berikan Renungan yang Menggugah Dunia: Milikilah Iman dan Jangan Pernah Lelah Mencari Tuhan

TPLF adalah partai politik dan kelompok paramiliter nasionalis. Di satu sisi ada gerilyawan yang setia kepada pemimpin Tigray yang digulingkan dan sekarang jadi buronsn.

Di sisi lain adalah pasukan pemerintah Ethiopia, pasukan sekutu dari negara tetangga Eritrea dan milisi dari kelompok etnis Amhara Ethiopia yang melihat diri mereka sebagai saingan gerilyawan Tigrayan.

Lebih dari 2 juta dari 6 juta orang Tigray telah melarikan diri untuk mencari tempat berteduh yang aman bagi mereka.

Baca Juga: Dunia Internasional Membuat Seruan untuk Melindungi dan Mendukung Para Migran di Seluruh Dunia

Kelaparan

PBB dan kelompok bantuan mengatakan sekitar 350.000 orang di Tigray, yang berbatasan dengan Sudan serta Eritrea sedang menghadapi kelaparan.

Sekitar 2 juta lainnya selangkah lagi dari kelaparan terburuk sejak 2011 di Somalia. Petani, pekerja bantuan dan pejabat setempat mengatakan makanan telah diubah menjadi senjata perang.

Baca Juga: Ahli Bela Diri Campuran Anderson Silva Kalahkan Julio Cesar Chavez Jr. dalam 8 Ronde Tinju Profesionalnya

Ada banyak tentara memblokir atau mencuri bantuan makanan. Dalam laporannya, Bachelet juga menyebutkan bahwa “situasi kemanusiaan mengerikan, dengan laporan penolakan akses kemanusiaan di beberapa daerah, dan penjarahan pasokan bantuan oleh tentara.”

Sebelumnya pada 14 Juni, setidaknya 33.000 anak di bagian Tigray yang tidak dapat diakses mengalami kekurangan gizi parah dan akan menghadapi kematia.

UNICEF mengatakan pada bulan Mei saja, telah terjadi peningkatan empat kali lipat dalam penerimaan mingguan anak-anak untuk perawatan kekurangan gizi akut yang parah.

Baca Juga: Terpilih Menjabat Sekjen PBB untuk Kedua Kalinya, Antonio Guterres Prioritas Musnahkan Covid-19

Respon Paus Fransiskus

Dalam doa tengah hari mingguannya, Angelus, Paus Fransiskus menyerukan segera diakhirinya pertempuran di Tigray

Paus memohon kembalinya harmoni sosial dan penyaluran semua bantuan makanan dan bantuan perawatan kesehatan harus dijamin.

Dia mengatakan dia sedang memikirkan orang-orang Tigray yang telah “diguncang oleh krisis kemanusiaan yang parah yang telah membuat orang-orang termiskin mengalami kelaparan.

“Hari ini ada kelaparan! Ada kelaparan!” serunya.***

Editor: Eto Kwuta

Sumber: Vatican News

Tags

Terkini

Terpopuler