Profil Uskup Belo yang Diduga Lakukan Pelecehan Seksual Anak di Bawah Umur

30 September 2022, 06:54 WIB
Uskup Belo dalam sebuah misa di Dili pada 8 Oktober 1999. /Reuters/Jason Reed.

FLORES TERKINI – Carlos Filipe Ximenes Belo atau yang lebih dikenal dengan Uskup Belo, diduga melakukan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.

Dugaan pelecehan seksual tersebut terungkap pasca dua orang korban membuka pengalaman masa lalunya kepada media asal Belanda, De Groene Amsterdammer.

Menanggapi laporan tersebut, Vatikan mengungkapkan sudah menjatuhkan sanksi disipliner kepada sang Uskup.

Baca Juga: Jadwal Acara GTV Hari Ini, Jumat 30 September 2022: Saksikan Video Content Creator 2022 Malam Ini

Sanksi itu diberikan menyusul tuduhan Uskup Belo melakukan pelecehan seksual terhadap anak laki-laki di bawah umur di Timor Timur pada 1990-an.

Juru Bicara Vatikan, Matteo Bruni, mengatakan bahwa kantor Vatikan yang menangani kasus pelecehan seksual menerima tuduhan "tentang perilaku uskup" tahun 2019 dan dalam waktu satu tahun memberlakukan pembatasan terhadap Uskup Belo.

Menurut Vatikan, hal itu termasuk pembatasan terhadap pergerakan Uskup Belo dan pembatasan pelayanan keagamaan, serta melarang sang Uskup untuk melakukan kontak sukarela dengan anak di bawah umur atau kontak dengan Timor Lorosa'e.

Baca Juga: Uskup Belo Diduga Lakukan Pelecehan Seksual pada Anak Remaja, Begini Pengakuan Korban

Pernyataan Vatikan itu dikeluarkan sehari setelah sebuah majalah Belanda, De Groene Amsterdammer, mengeluarkan pemberitaannya terkait dugaan pelecehan seksual oleh Uskup Belo tersebut.

Lantas bagaimana sosok Uskup Belo yang sebenarnya? Berikut profil Carlos Filipe Ximenes Belo atau Uskup Belo, yang dirangkum Flores Terkini dari berbagai sumber.

Profil Uskup Belo

Carlos Filipe Ximenes Belo atau Uskup Belo pada 3 Februari 1948 di Wailacama, Timor Leste (saat ini).

Baca Juga: Jadwal Acara ANTV Hari Ini, Jumat 30 September 2022: Saksikan Bintang Samudera dan Perjanjian di Malam Keramat

Dia ditahbiskan menjadi imam Katolik pada 1981 dan dipilih sebagai Uskup Agung Dili pada pada 1983.

Selain sebagai kepala gereja Katolik di Timor Timur, Uskup Belo dikenal sebagai sosok yang vokal dalam membela hak dan kebebasan sebagian besar orang Timor Timur Katolik selama beberapa dekade, mulai dari tahun 1975-1999.

Perjuangannya bagi masyarakat Timor Timur waktu itu dimulai tak lama setelah dia terpilih sebagai Uskup. Carlos Belo secara terbuka mengecam invasi Indonesia ke Timor Leste.

Baca Juga: Perse Ende Raih Trofi ETMC XXXI 2022 di Lembata, Manajer: Kami Bukan Jago Kandang!

Karena itu, Uskup Belo mendapatkan pengawasan, bahkan diintimidasi saat berjuang. Namun, dia tidak mundur dan terus berbicara untuk perlawanan tanpa kekerasan terhadap penindasan.

Pada 1989, ia menuntut agar PBB mengatur plebisit di Timor Timur. Setelah pembantaian berdarah dua tahun kemudian, ia membantu menyelundupkan dua saksi ke Jenewa, di mana mereka menggambarkan pelanggaran tersebut kepada Komisi HAM PBB.

Perjuangan Belo mendapat simpati Paus di Roma. Paus akhirnya mengunjungi Timor Timur pada akhir 1980-an.

Selain itu karena perjuangannya itu, Uskup Belo dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 1996 bersama politikus Timor yang saat itu diasingkan, Ramos Horta.

Baca Juga: Libas Persebata Lewat Drama Adu Penalti, Perse Ende Juara El Tari Memorial Cup 2022: Bukti Bukan Jago Kandang!

Namun pada 26 November 2002, Uskup Belo tiba-tiba mengundurkan diri sebagai kepala gereja di Timor Timur.

Vatikan tidak memberikan penjelasan mengapa Belo mengundurkan diri sebagai kepala gereja Katolik Roma di Timor Leste dua dekade lebih awal, pada tahun 2002, dan dikirim ke Mozambik di mana ia diizinkan untuk bekerja dengan anak-anak.

Namun belakangan pengunduran diri Uskup Belo itu disebut didasari oleh alasan kesehatan. Uskup Belo mengatakan bahwa dia menderita 'kelelahan fisik dan mental'.

Baca Juga: Hasil Laga Final El Tari Memorial Cup 2022: Persebata Lembata Tertinggal 1-2 dari Perse Ende di Babak Pertama

Pada Januari 2003, Belo meninggalkan Timor-Leste dan pindah ke Portugal. Di sana, dia tinggal bersama Salesian, sebuah ordo religius yang ia ikuti sebelum diangkat menjadi uskup.

Menurut De Groene Amsterdammer, Uskup Ximenes Belo berada di bawah pembatasan perjalanan yang diberlakukan Vatikan dan tidak dapat kembali ke Timor Timur tanpa izin.***

Editor: Ade Riberu

Sumber: De Groene Amsterdammer

Tags

Terkini

Terpopuler