FLORES TERKINI – Rumah sakit utama di Mariupol telah kewalahan dengan warga sipil yang ingin menyumbangkan darah untuk membantu yang terluka saat pasukan Rusia mengepung kota ini.
Rumah sakit ini memiliki unit perawatan intensif terbesar di wilayah Donetsk di Ukraina timur; namun, kapasitasnya hanya untuk 200 donasi per hari.
Begitu banyak orang yang secara sukarela mendonorkan darahnya sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke negara itu pada hari Kamis, sehingga banyak staf yang harus menolaknya.
Baca Juga: Ukraina Kecam Rusia di Pertemuan DK PBB dan Sebut Invasi Rusia Tindakan ala Nazi
"Rumah sakit merawat korban militer dan sipil dengan cedera paling serius yang mengancam jiwa, sementara darah yang disumbangkan juga disalurkan ke rumah sakit militer terdekat," kata Mavrov Volodymyr Georgiyovyc, direktur pusat transfusi darah.
Meskipun waktu tunggu beberapa jam dan dengan pertempuran yang terdengar di kejauhan – orang dewasa dari segala usia dan jenis kelamin mengantri untuk melakukan bagian mereka bagi orang yang membutuhkan.
Nik, 28 tahun yang bekerja di bidang logistik, mengatakan dia tidak akan pernah meninggalkan kotanya tidak peduli apa yang ada di depan dan akan melakukan apa pun untuk membantu rakyatnya.
“Saya tidak tahu cara memegang senjata, tetapi setidaknya saya bisa memberikan darah saya dengan cara ini,” katanya sebagaimana dilansir Al Jazeera.