Menurut saksi, kasus pelecehan pertama terjadi pada 1980-an, sebelum Ximenes Belo diangkat menjadi uskup agung Dili, Ibu Kota Timor Timur atau sekarang Timor Leste.
"Ia meminta saya datang ke tempatnya. Saya sangat gembira," ujar Paulo.
Pada siang hari, Paulo datang ke rumah Uskup Belo di Dili. Ketika sorenya, Paulo diajak ke kamar tidur dan serangan aksi pelecehan seksual pun dimulai.
"Uskup melepas celana saya. Uskup Belo melakukan tindakan tak senonoh secara oral,” sebutnya.
Paulo kaget dan tertidur. Ketika bangun, Uskup Belo memberikannya uang. Namun, remaja itu sadar bahwa ia hanya digunakan oleh Uskup Belo.
"Ia adalah pendeta. Ia adalah uskup. Ia memberikan kita makan, dan berbicara dengan manis pada saya. Ia mengambil untung dari situasi tersebut. Saya berpikir: ini menjijikan, saya tidak akan ke sana lagi," kesalnya.
Ternyata bukan hanya Paulo. Terdapat korban lain yang juga diduga dilecehkan berkali-kali oleh Uskup Belo, salah satunya Roberto (nama samaran).
Roberto yang kini berusia 45 tahun itu mengaku bahwa dia diperdaya dan diperkosa berkali-kali oleh Uskup Belo.