WHO Nyatakan Hepatitis Akut Sebagai Kejadian Luar Biasa: Berikut Ini Gejala yang Bisa Ditemukan pada Pasien

3 Mei 2022, 18:05 WIB
Simak Gejala yang Bisa Ditemukan pada Pasien Hepatitis Akut. /Flores Terkini/mohamed_hassan

FLORES TERKINI - Pemerintah Indonesia mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap hepatitis akut pada anak-anak, terutama setelah tiga pasien anak meninggal dunia dengan dugaan hepatitis akut di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Peningkatan kewaspadaan ini juga merupakan langkah antisipasi setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan kasus hepatitis akut yang juga menyerang anak-anak di Eropa sebagai Kejadian Luar Biasa.

Kasus ini untuk pertama kalinya masuk WHO pada 5 April 2022 yang lalu dari Inggris Raya yang melaporkan 10 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya.

Baca Juga: Ini Kriteria Tenaga Kesehatan Non ASN yang Jadi Prioritas Diangkat Menjadi PPPK di Tahun 2022

Dalam laporan tersebut, hepatitis akut menyerang anak-anak pada usia 11 bulan hingga 5 tahun pada periode Januari-Maret 2022 di Skotlandia tengah.

Setelah laporan itu, jumlah laporan yang sama terus meningkat dan tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara.

Untuk kasus di Indonesia, ketiga anak yang meninggal dunia dengan dugaan hepatitis tersebut di atas sejatinya belum jelas diketahui apa penyebabnya.

Baca Juga: Kemenkes Tambahkan 3 Jenis Vaksin Rutin Lengkap, Ini Alasannya Menurut Menkes Budi

"Ketiga pasien ini merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat," kata Juru Bicara Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Selasa siang, dikutip dari ANTARA.

Seperti yang ramai diberitakan, ketiga anak yang dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta tersebut meninggal dunia dalam rentang waktu dua minggu terakhir hingga akhir April kemarin.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Rabu 4 Mei 2022: Tega, Gara-gara Elsa, Ricky Celakai Reina, Ini Sikap Andin

"Dalam dua pekan terakhir ini kami meningkatkan kewaspadaan di Indonesia karena Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan hepatitis akut ini sebagai kejadian luar biasa (KLB)," katanya.

Sekedar informasi, hepatitis adalah salah satu jenis peradangan yang terjadi pada hati atau liver.

Di sebagian besar kasus, penyebab umum kasus ini bisa bermacam-macam. Ada yang disebabkan oleh infeksi virus, alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu dan juga infeksi cacing hati.

Baca Juga: Jokowi: Ganjil Genap dan One Way Tetap Diberlakukan Saat Arus Balik Mudik

Yang perlu diwaspadai adalah jika seorang penderita mengidap hepatitis karena infeksi virus, karena jenis ini bisa dengan mudah menular.

Sementara itu, untuk kasus kematian tiga anak di Jakarta dengan dugaan hepatitis baru-baru ini hingga kini belum diketahui penyebabnya.

Oleh karena itu, untuk menindaklanjuti apa yang dikeluarkan oleh WHO, pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Kesehatan lalu meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.

Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta Hari Ini 3 Mei 2022: Andin Gagal Berangkat, Angga dan Amar Berkelahi di Hutan Sumatra

Untuk memastikannya, Kemenkes saat ini sedang melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini. Langkah yang ditempuh adalah melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta juga sedang melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut dari kejadian ini.

Adapun gejala yang ditemukan pada pasien adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.

Baca Juga: Usai Mengunggah Video Hoax Zidan Wafat, Akun TikTok Ini Tuai Karma: Hujatan Netizen Penuhi Kolom Komentar

Gejala lain yang bisa muncul adalah anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, urine berwarna teh tua, dan BAB warna pucat.

“Selama masa investigasi, kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan,” kata Juru Bicara Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi.***

Editor: Ancis Ama

Sumber: ANTARA

Terkini

Terpopuler