Kelor Mendunia Lewat Sherpa G20, Simak Keunggulan "Mutiara Hijau" dari NTT

19 Juli 2022, 09:20 WIB
Ilustrasi kelor. Daun Kelor Mendunia Lewat Sherpa G20, Simak Keunggulan "Mutiara Hijau" dari NTT. /Pixabay/

FLORES TERKINI – Keberadaan daun kelor di pertemuan kedua Sherpa G20 memungkinkan tanaman dengan julukan “Mutiara Hijau” dari NTT ini berpeluang besar mendunia.

Potensi kelor yang diangkat dalam pameran membuat kelor dari NTT berpeluang untuk semakin mendunia melalui perpanjangan tangan para delegasi yang menceritakannya kepada kenalan, mitra, dan sebagainya.

Pasalnya, dalam pertemuan yang berlangsung di Hotel Meruorah Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu, kelor ikut dipamerkan bersamaan dengan beraneka ragam produk lokal NTT lainnya.

Baca Juga: Jadwal Acara TV di TransTV Hari Ini, Selasa 19 Juli 2022: Nonton Ghost Rider Spirit Of Vengeance dan Stolen

Tanaman kelor yang diandalkan sebagai "Mutiara Hijau" dari NTT telah melengkapi potret keberagaman kekayaan pangan Tanah Air di Sherpa G20.

Dalam kesempatan itu, kelor dipamerkan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Labuan Bajo, New Eden Moringa, dalam bentuk produk olahan seperti teh, kopi hingga garam.

Alhasil, kelor menarik perhatian peserta pertemuan kedua Sherpa G20 yang dihadiri delegasi 19 negara anggota G20, 9 negara undangan, dan 10 organisasi internasional, serta satu negara anggota G20 yang hadir virtual yakni Amerika Serikat.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Selasa 19 Juli 2022: Kenyamanan Aquarius Terusik, Pisces Jangan Percaya Gosip

Lapak pameran produk kelor pun dihampiri delegasi yang ingin mendapat informasi tentang produk kelor hingga mencicipi produk olahan seperti teh dan kopi berbasis kelor.

Lieta Isomortana (47), pendiri UMKM New Eden Moringa, pun tampak sumringah kala disambangi delegasi yang membuatnya antusias menceritakan produk olahan kelor yang disajikan.

Mengikuti pameran di ajang sebesar Sherpa G20 adalah kesempatan istimewa untuk mengangkat kelor sebagai salah satu komoditi unggulan lokal dari NTT ke pentas dunia.

Baca Juga: Sinopsis Aku Titipkan Cinta Hari Ini: Rachel Umumkan Pertunangan dengan Zaki, Khanza Patah Hati

Para Sherpa, sebutan bagi perwakilan negara anggota G20, perwakilan dari negara undangan dan berbagai organisasi internasional, yang datang dari berbagai negara dunia pun bisa mengetahui adanya potensi lokal kelor dari NTT.

“Para delegasi akhirnya bisa melihat langsung ada komoditi unggulan kita dari NTT yaitu kelor," kata Lieta, seperti dilansir dari ANTARA, Selasa, 19 Juli 2022.

Lieta Isomortana berharap semakin banyak komunitas global yang mengenal kelor NTT sehingga merangsang minat kunjungan yang pada akhirnya juga menambah pangsa pasar bagi pelaku UMKM.

Baca Juga: Jadwal Acara TV di NET TV Hari Ini, Selasa 19 Juli 2022: Ada Fakta +62, TikTok Wow, dan Zona Musik

Keunggulan Kelor

Di NTT, tanaman kelor atau marungga (Latin: Moringa Oleifera) tengah dikembangkan sebagai komoditi lokal unggulan yang merupakan sumber pangan fungsional yang mengandung nutrisi dan senyawa bio-aktif tinggi.

Suguhan makanan dan minuman berbahan kelor acap kali ditemui dalam berbagai kegiatan pemerintahan maupun yang digelar berbagai elemen masyarakat.

Baca Juga: Jadwal Acara TV di Trans7 Hari Ini, Selasa 19 Juli 2022: Saksikan Jejak Petualang dan Lapor Pak

Tak jarang pula produk-produk olahan dari daun kelor mengisi lapak-lapak pameran tingkat lokal maupun nasional.

Pemerintah Provinsi NTT berusaha mengangkat potensi kelor sebagai salah satu komoditi pangan unggulan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Peta jalan pengembangan kelor sebagai komoditi unggulan telah disusun hingga produk olahan kelor terus didorong menuju pasar ekspor.

Baca Juga: JPU Sebut Randy Badjideh Berbelit-belit, Sadis, dan Tak Manusiawi: Pemicu Dituntut Hukuman Mati

Tidak hanya berorientasi ekonomi, kelor juga digadangkan menjadi pangan unggulan untuk mengatasi persoalan kekerdilan (stunting) pada anak-anak NTT.

Daun kelor dipercaya banyak orang sebagai bahan yang sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Selain sebagai sayur pendamping makanan sehari-hari, juga diolah untuk pengobatan herbal. Kelor digunakan untuk teh hingga bahan kapsul pengobatan.

Dengan karakteristik NTT yang cocok untuk tanaman kelor membuat pemerintah daerah berambisi untuk terus mendorong pengembangan kelor melalui investasi dalam skala besar maupun skala UMKM.

Baca Juga: Sinopsis Love Story The Series di SCTV Hari Ini: Rumah Tangga Wilantara Kacau-balau, Ken dan Rama Adu Jotos

Terdapat dua jenis kelor di NTT, yakni kelor hijau dan merah, yang telah terdaftar di Pusat Perlindungan dan Pendaftaran Varietas Tanaman pada tahun 2019.

Pemerintah Provinsi NTT juga menargetkan mengekspor daun kelor sebanyak 1.000 ton per tahun ke Afrika.

Kini, kelor terus dipromosikan dalam berbagai kesempatan bahkan hingga tingkat mancanegara untuk memperkenalkan kelor sebagai identitas yang melekat dengan nama NTT.

Baca Juga: Randy Badjideh Dituntut Hukuman Mati, Bagaimana dengan Perkembangan Berkas Perkara Ira Ua?

"Jika di Eropa dan Jepang dikenal adanya Revolusi Putih karena penduduknya suka minum susu, maka Nusa Tenggara Timur ingin memperkenalkan kepada dunia tentang Revolusi Hijau melalui tanaman kelor atau marungga," kata Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.

Keunggulan kelor sebagai potensi lokal dengan segudang manfaatnya membuat tanaman ini layak mendapat tempat untuk diperkenalkan kepada masyarakat dunia melalui pameran UMKM di pertemuan kedua Sherpa G20 di Labuan Bajo yang berlangsung selama 9 sampai 13 Juli 2022.***

Editor: Ade Riberu

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler