Kematian Bayi di Ende Mencapai 12 Kasus, Kecamatan Ende Selatan Sumbang 2 Kasus

21 Juni 2024, 21:07 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, dr. Aries Dwi Lestari SP, PD, Finasim. /Dok. Ist./Flores Terkini

FLORES TERKINI – Kabupaten Ende di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mencatatkan 12 kasus kematian bayi pada tahun 2024. Kecamatan Ende Selatan menjadi salah satu daerah yang menyumbang 2 kasus di antaranya.

Kabar tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, dr Aries Dwi Lestari SP, PD, Finasim, dalam acara "Kick Off Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Posyandu, Gerakan Aktifkan Posyandu, dan Launching Kekuatan Si Tiga Batu Tungku untuk Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan Bayi Tahun 2024" di Kelurahan Rukun Lima, Kecamatan Ende Selatan pada 20 Juni 2024.

Transformasi Layanan Primer

Dalam upayanya untuk menekan angka kematian bayi, Kabupaten Ende telah melakukan transformasi layanan primer melalui kegiatan posyandu. Program ini mencakup siklus hidup mulai dari ibu hamil, bersalin, nifas, bayi balita, usia prasekolah, remaja, usia produktif, hingga lanjut usia.

Baca Juga: Melki Laka Lena Dapat Dukungan Penuh dari Petani Milenial Sikka

Dr. Aries menjelaskan, pada tahun 2023, melalui dana DAK fisik dan DAU GS, Kabupaten Ende telah berhasil meningkatkan sarana dan prasarana pendukung kesehatan.

“Pada tahun 2023, kami telah menyediakan USG untuk 26 Puskesmas, Kit Antropometri untuk 670 Posyandu, Kit Posbindu untuk 25 Puskesmas, Infant Warmer untuk 17 Puskesmas, alat kesehatan untuk 15 Pustu, serta melakukan rehabilitasi terhadap 14 Pustu,” ujar dr. Aries Dwi Lestari.

Selain itu, Puskesmas Rukun Lima pada tahun 2024 telah menerima satu paket pengadaan alat air bersih dan satu paket alat cold storage. Ini merupakan langkah penting dalam memastikan fasilitas kesehatan di daerah tersebut dapat memberikan layanan yang lebih baik dan efisien.

Baca Juga: Kasus Stunting di Ende Meningkat, Intervensi yang Tak Tepat Sasaran Jadi Pemicu?

Dr. Aries juga menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam mengawal integrasi layanan primer sebagai upaya preventif dan promotif. Dia berharap tidak ada ibu hamil, bayi balita, remaja, usia produktif, dan lansia yang tidak terpantau oleh tenaga kesehatan.

“Kami sangat mengharapkan kerja sama lintas sektor untuk bersama-sama mengawal integrasi layanan primer ini sebagai upaya preventif dan promotif,” ujar dr. Aries.

Peran Strategis Posyandu

Pj Bupati Ende, Agustinus G. Ngasu, turut menegaskan pentingnya Posyandu sebagai lembaga kemasyarakatan desa yang menjadi pusat layanan dasar, terutama dalam pemantauan tumbuh kembang bayi, balita, dan pemeriksaan ibu hamil.

Baca Juga: SAH! Romo Max Regus Jadi Uskup Perdana Keuskupan Labuan Bajo

Menurutnya, Posyandu memiliki posisi sangat penting dan strategis, terutama di pedesaan, yang dapat difasilitasi oleh desa melalui sumber daya manusia maupun anggaran desa.

“Aktifkan Posyandu, mengingat Posyandu merupakan tempat bertemunya petugas kesehatan dan masyarakat, di mana pelayanan di Posyandu tidak hanya sebatas memeriksakan kesehatan saja tetapi juga dilaksanakan berbagai pelayanan konseling untuk masyarakat,” tegas Agustinus.

Agustinus berharap, setiap ibu hamil terdata dengan baik dan mendapatkan pengawasan sejak awal kehamilan hingga melahirkan di fasilitas kesehatan. Komitmen ini diharapkan dapat memastikan keselamatan ibu dan bayi serta mencegah kasus stunting. “Kita pastikan ibu selamat, bayi selamat, dan tidak stunting,” ujarnya.***

Editor: Ade Riberu

Tags

Terkini

Terpopuler