Kenali Bahaya Stunting Bagi Masa Depan Si Buah Hati, Salah Satunya adalah Obesitas

- 17 Februari 2022, 16:33 WIB
Ilustrasi stunting pada anak.
Ilustrasi stunting pada anak. /Dok. Pikiran Rakyat/

FLORES TERKINI - Stunting atau kerdil adalah kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah dua tahun akibat kekurangan gizi pada waktu lama.

Dengan kondisi stunting seperti ini maka bisa berdampak bahaya dalam waktu yang panjang bagi masa depan buah hati.

Dikutip dari ANTARA, Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K) melalui webinar, Kamis 17 Februari 2022 mengatakan bahwa stunting sangat berbahaya bagi masa depan si buah hati.

Baca Juga: 3 Tahun Memimpin NTT, Viktory-Joss Sukses Benahi Hampir Ribuan Kilometer Jalan Povinsi

"Stunting dapat memperlambat perkembangan otak, membuat keterbelakangan mental hingga rendahnya kemampuan belajar," kata Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K).

Adapun dampak lain akibat stunting pada anak di antaranya adalah menjadi lebih mudah sakit, kemampuan kognitif berkurang.

Bahkan postur tubuh tak maksimal saat dewasa dan fungsi tubuh tidak seimbang.

Baca Juga: Jadwal Acara dan Live Streaming Trans TV 17 Februari 2022, Nonton Film Triple 9 dan The Factory

Dan ketika memasuki usia tua, sangat berisiko terserang penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi hingga obesitas.

Selain disebabkan kurang gizi kronis dalam waktu lama, asupan makanan kurang protein dan infeksi kronis.

Stunting bisa terjadi karena pertumbuhan dalam kandungan yang terhambat saat ibu sedang hamil, juga stimulasi psikososial yang tak memadai.

Baca Juga: Daftar Nama Anggota KPU dan Bawaslu RI Periode 2022-2027 yang Ditetapkan Komisi II DPR RI Hari Ini

Rini menuturkan, pencegahan stunting dapat dimulai sejak hamil dengan memperhatikan kesehatan dan asupan nutrisi.

Selanjutnya, berikan ASI eksklusif kepada anak, berikan makanan pendamping ASI tepat waktu dan perhatikan asupan bahan makanan sumber protein, termasuk susu.

"Di atas setahun, makanan keluarga yang utama, susu sebagai pelengkap," katanya, menambahkan sehari anak bisa minum hingga 500 ml susu.

Baca Juga: Jadwal Acara dan Live Streaming tvOne 17 Februari 2022, Saksikan Dua Sisi dan Cover Story One

Pola makan yang sehat ini juga penting saat anak terinfeksi Covid-19. Dia menjelaskan, Covid-19 adalah infeksi akut seperti virus flu hanya berbeda varian.

Ketika kondisi anak telah membaik, nafsu makan anak juga harus segera diperbaiki agar asupan nutrisi kembali terjaga.

Kemudian, perhatikan kebersihan anak dan lingkungan serta pantau tumbuh kembang anak secara berkala.

Baca Juga: TERPAKSA MENIKAHI TUAN MUDA Hari Ini: Pikun Martha Kumat, Nayaka Dibuang ke Tong Sampah hingga Diculik

Bila anak lebih pendek dari teman-temannya, orangtua dapat mengecek parameter berat badan dan tinggi badan terhadap umur yang ada di Buku Kesehatan Ibu dan Anak untuk memastikan anak tumbuh seperti seharusnya.

Sebab, anak stunting sudah pasti pendek, tapi anak pendek belum tentu stunting.

"Dari awal konsepsi sampai 18 tahun harus benar-benar dikawal untuk pencegahan stunting," kata Rini.***

Editor: Ade Riberu

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah