FLORESTERKINI.com – Peningkatan konsumsi gula, garam, dan lemak telah menjadi perhatian utama di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari meningkatnya diabetes dan obesitas, terutama pada anak-anak dan remaja.
Dilansir dari laporan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pada penelitian yang dilakukan di Bali terhadap anak berusia 12-14 tahun, ditemukan setidaknya 3 persen anak dari 431 subjek mengalami diabetes melitus (DM) tipe dua. Dari jumlah itu, sebanyak 76,9 persen mengalami obesitas.
Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI, Muhammad Faizi, mengatakan bahwa kasus diabetes melitus tipe dua pada anak semakin banyak dilaporkan. Usianya pun semakin muda. Dari laporan yang diterima oleh IDAI, usia anak dengan DM tipe dua ditemukan pada usia enam tahun.
“DM tipe dua ini sangat berkaitan dengan gaya hidup. Biasanya DM tipe dua ini ditemukan pada anak yang gemuk,” kata Muhammad Faizi dalam keterangan yang diterima FLORESTERKINI.com belum lama ini.
Oleh karena itu, lanjut Muhammad, peningkatan kesadaran dan pencegahan terhadap kebiasaan konsumsi gula berlebih menjadi sangat penting untuk menanggulangi lonjakan kasus PTM di Indonesia.
Ia mengatakan, kebiasaan konsumsi makanan dan minuman yang tinggi kandungan gula misalnya, seperti susu kental manis atau pun susu berperisa lainnya, adalah pemicu kebiasaan makan yang keliru pada anak-anak. Tidak hanya berisiko terhadap obesitas dan diabetes, tapi juga tumbuh kembang anak dalam jangka panjang bisa ikut terganggu.
Baca Juga: Menjelajahi Evolusi Komunikasi di Twitter: Pengenalan Panggilan Audio dan Video ke Banyak Pengguna
Sementara itu, Dokter Spesialis Anak RS Permata Depok, dr. Agnes Tri Harjaningrum, MSc., Sp.A., mengatakan bahwa paparan gula tinggi pada usia dini juga dapat mengganggu metabolisme tubuh anak-anak dan memengaruhi pertumbuhan serta perkembangan mereka secara keseluruhan.