Mengenal Ragam Obat Perangsang Persalinan, Mana yang Jadi Pilihan Cocok untuk Ibu Hamil?

- 16 April 2024, 07:11 WIB
Ilustrasi persalinan.
Ilustrasi persalinan. /Jonathan Borba/Pexels/

FLORESTERKINI.com – Masyarakat non medis sering mendengar tentang pemberian obat perangsang saat persalinan seorang ibu hamil. Bahkan banyak di antara para ibu di sekitar kita yang di saat bersalin dibantu dengan obat perangsang.

Riska Herliafifah dalam rubrik Hello atas tinjauan dr. Damar Upahita, pada 2 Agustus 2023, menyebut tindakan pemberian obat perangsang persalinan tersebut dengan istilah induksi persalinan.

Selain melalui tindakan, prosedur induksi persalinan atau proses merangsang kelahiran, dapat juga diupayakan dengan cara meminumkan obat kepada bumil.

Pada prosedur ini, biasanya dokter akan mempertimbangan cara induksi persalinan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil.

Pilihan obat induksi persalinan

Riska Herliafifah lebih lanjut menulis, jika kondisi leher rahim belum mulai melunak, menipis, dan membuka, artinya tubuh ibu hamil belum siap untuk melahirkan.

Pada kondisi itu, bumil mungkin membutuhkan obat perangsang agar cepat melahirkan, apalagi jika waktu pembukaan lahiran sudah berlangsung lama.

Nah, berikut pilihan obat perangsang kontraksi rahim agar ibu bisa cepat melahirkan.

1. Pitocin

Obat induksi persalinan yang satu ini sebenarnya adalah versi sintetis dari hormon oksitosin yang diproduksi tubuh secara alami.

Cara kerja pitocin yaitu melebarkan leher rahim serta merangsang dan meningkatkan kontraksi rahim.

Bila dibutuhkan, dokter akan memberikan pitocin melalui cairan infus dalam dosis rendah. Dokter juga akan menyesuaikan dosisnya dengan kebutuhan ibu hamil.

Pasokan tambahan oksitosin ini akan mempercepat kelahiran bayi dengan memicu refleks keluarnya janin dan memudahkannya turun melalui jalur lahir.

Oksitosin juga terkenal sebagai hormon cinta. Itu sebabnya, kadar oksitosin tinggi dalam tubuh dapat membantu ibu membangun ikatan batin dengan anaknya yang baru lahir.

Pitocin yang mengandung oksitosin lebih efektif untuk membantu mengurangi rasa sakit melahirkan.

Penggunaan obat oksitosin dalam persalinan akan memicu tubuh untuk melepaskan endorfin, yakni hormon penghilang rasa sakit alami.

Hormon ini dapat membantu ibu mengatasi rasa sakit saat kontraksi menjelang persalinan.

2. Misoprostol

Misoprostol adalah obat induksi persalinan yang bekerja seperti hormon prostaglandin alami.

Obat ini berfungsi untuk membuat leher rahim menipis atau terbuka sekaligus merangsang kontraksi persalinan.

Dokter juga bisa memberikan misoprostol sebagai pertolongan pertama saat leher rahim mengalami sobekan atau perdarahan parah setelah persalinan.

Cara memakai obat perangsang kontraksi rahim ini yakni dengan memasukkannya ke dalam vagina. Selain itu, ada pula misoprostol yang bisa diminum langsung.

Akan tetapi, memasukkan misoprostol lewat vagina dinilai lebih efektif untuk mematangkan serviks dan mempercepat kelahiran bayi daripada secara oral.

Untuk induksi persalinan, dosis yang obat yang biasanya dokter berikan adalah 25 mikorgram (mcg) lewat vagina setiap 4-6 jam.

Namun, penggunaan misoprostol berisiko menyebabkan kelainan kontraksi uterus, seperti sindrom hipertonus (kontraksi otot rahim berlebih).

Bahkan, bumil juga berisiko mengalami hiperstimulasi alias kontraksi yang berlangsung lebih lama dari 90 detik atau lebih dari lima kontraksi dalam 10 menit.

Kejadian hiperstimulasi tergantung pada dosis misoprostol dan frekuensi pemberiannya. Efek seperti mual dan muntah juga bisa terjadi, tetapi terbilang jarang.

3. Prostaglandin

Obat induksi yang satu ini bertugas untuk melunakkan dan menipiskan leher rahim sebelum melahirkan.

Sama seperti misoprostol, cara menggunakan prostaglandin yaitu dengan memasukkan ke dalam vagina.

Jenis obat induksi persalinan ini berperan layaknya hormon prostaglandin sehingga membantu leher rahim agar lebih matang dan siap mengeluarkan bayi.

Prostaglandin juga bisa merangsang kontraksi melahirkan yang sebenarnya, bukan kontraksi palsu. Apa itu kontraksi palsu?

Kontraksi palsu, atau kontraksi Braxton-Hicks, biasanya terjadi pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Ini merupakan cara tubuh ibu hamil untuk mempersiapkan diri menjelang kehamilan, tapi tidak menandakan bahwa persalinan akan segera terjadi.

4. Cytotec

Jenis obat induksi persalinan yang satu ini memungkinkan serviks (leher rahim) terbuka lebar sehingga bayi bisa keluar dengan lebih mudah.

Friska sembari mengutip dari laman Birth Injury Help Center dan menguraikan, Cytotec adalah obat oral yang mengandung hormon prostaglandin sintesis untuk induksi persalinan.

Awalnya, obat ini bermanfaat untuk mengobati sakit maag. Lalu pada tahun 1970, dokter menyadari bahwa obat ini bisa melunakkan serviks.

Namun, pada tahun 2000, FDA menemukan bahwa kasus pemakaian Cytotec sebagai obat perangsang kontraksi rahim bisa memicu cacat lahir pada bayi.

5. Dinoprostone

Ibu yang hamil cukup bulan bisa mendapatkan obat induksi persalinan sekaligus perangsang kontraksi rahim berupa dinoprostone.

Mengutip dari laman Medlineplus, Friska menambahkan, cara kerja dinoprostone adalah melembutkan leher rahim agar bayi bisa melewati jalan lahir dengan lebih mudah saat proses persalinan.

Cara pakai obat perangsang agar cepat melahirkan ini adalah dengan memasukkannya ke dalam vagina dan mendorongnya hingga dekat leher rahim.

Perawat akan meminta ibu berbaring selama dua jam saat proses memasukkan obat. Setelah itu, perawat akan terus memantau apakah ada tanda persalinan, seperti ketuban pecah atau kontraksi.

Penggunaan obat induksi persalinan dapat membantu melancarkan proses persalinan. Akan tetapi, obat ini hanya boleh digunakan berdasarkan rekomendasi dokter.

Jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tertentu seputar penggunaan obat induksi, jangan ragu untuk bertanya kepada dokter atau perawat yang menangani persalinan orang-orang terkasih Anda.***

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah