Didesak Dicopot dari Jabatannya, Kapolres Nagekeo AKBP Yudha Pranata: Saya Siap!

26 April 2023, 21:37 WIB
Ilustrasi polisi. Kapolres Nagekeo AKBP Yudha Pranata menyatakan kesiapannya jika harus dicopot dari jabatannya saat ini. /Pixabay

FLORES TERKINI – Kapolres Nagekeo AKBP Yudha Pranata menyatakan kesiapannya apabila harus dicopot dari jabatannya saat ini. Yudha mengatakan, dirinya siap untuk dipindahkan asal sesuai dengan prosedur.

Hal itu disampaikannya guna menanggapi tuntutan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Nagekeo bersama anggota GMNI Cabang Ende dan Bajawa, usai aksi damai yang digelar di depan Mapolres Nagekeo pada Selasa, 25 April 2023.

“Saya Kapolres Nagekeo di sini tidak lama. Kalau mau copot saya sebagai Kapolres Nagekeo itu kewenangan Kapolri,” tegas Yudha saat beraudiensi dengan massa aksi di Polres Nagekeo, dilansir dari flores.pikiran-rakyat.com pada Rabu, 26 April 2023.

Baca Juga: WAG ‘Kaisar Hitam’ Bentukan AKBP Yudha Dinilai Timbulkan Kegaduhan, GMNI Minta Kapolres Nagekeo Dicopot

“Saya selalu siap untuk dipindahkan, dan sekarang pun saya mau, asal sesuai dengan prosedur,” imbuh Yudha.

Sebelumnya dalam tuntutannya, massa aksi yang tergabung dalam GMNI Nagekeo meminta agar Kapolri segera mencopot AKBP Yudha Pranata dari jabatannya sebagai Kapolres Nagekeo.

Tuntutan tersebut dilayangkan pasca muncul dugaan kriminalisasi dan ancaman kekerasan terhadap Patrianus Meo Djawa, seorang wartawan yang saat ini bekerja untuk media daring TribunFlores.com di wilayah Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurut Koordinator Aksi Damai GMNI Nagekeo, Dominikus Seke, dugaan tindakan represif Kapolres Nagekeo AKBP Yudha Pranata terhadap sang wartawan itu mencuat melalui WhatsApp Group (WAG) Kaisar Hitam (KH) Destroyer. WAG yang dinilai telah menimbulkan kegaduhan dan keresahan di tengah masyarakat ini diketahui merupakan bentukan Kapolres Nagekeo sendiri.

Baca Juga: Kapolres Nagekeo Diadukan ke Dewan Pers hingga Kapolri Gegara Diduga Kriminalisasi Wartawan, Minta Dipecat!

“Ujaran kebencian terhadap wartawan Tribun adalah pemufakatan jahat sebagaimana telah viral dan menjadi trending topic beberapa minggu terakhir,” tegas Dominikus dalam orasinya.

Jalannya Aksi Damai

Dilansir dari flores.pikiran-rakyat.com, aksi damai massa GMNI Nagekeo semulanya berjalan aman dan lancar. Namun tiba-tiba massa aksi didatangi oleh sejumlah orang, di mana dua orang di antaranya diduga merupakan anggota WAG KH Destroyer.

Baca Juga: Kronologis Seorang Pria di Nagekeo Tewas Gantung Diri: Sempat Kepergok oleh Sang Istri Bawa Tali Nilon

Menurut penelusuran Flores Terkini dari seorang informan yang enggan disebutkan namanya, dua orang tersebut bernama Serif Goa (disingkat SG) dan Gusti Bebi (GB). Keduanya sama-sama berprofesi sebagai wartawan dari media online yang berbeda-beda di Mbay, Nagekeo.

Kedatangan SG maupun GB tidak hanya untuk mempertanyakan soal izin aksi damai, tetapi juga memerintahkan massa aksi untuk menghentikan orasi menuntut pencopotan Kapolres Nagekeo AKBP Yudha Pranata.

Tidak hanya itu, GB dan SG juga menyerang dan mau memukul serta mencaci-maki Petrus Fua Betu, seorang wartawan media online Fakta Hukum. Keduanya menuding Petrus sebagai dalang di balik aksi damai oleh massa GMNI Nagekeo. Beruntung, aparat keamanan dengan sigap mengendalikan situasi, sehingga tidak terjadi kontak fisik di antara mereka.

Baca Juga: Tangani 40 Anak dengan Masalah Kekerdilan, Kepala Desa di Nagekeo Gunakan Dana Desa: Ini Langkah yang Ditempuh

Aksi GB dan SG bersama sejumlah orang tersebut diduga sudah dikoordinasikan oleh aparat Polres Nagekeo, agar aksi damai GMNI Nagekeo tidak berlanjut. Padahal, izin kegiatan itu telah disampaikan secara langsung oleh utusan GMNI ke Polres Nagekeo sehari sebelumnya.

Pasca menggelar orasi dan menyampaikan sejumlah tuntutan, massa aksi damai kemudian digiring memasuki Polres Nagekeo untuk beraudiensi dengan Kapolres Nagekeo AKBP Yudha Pranata.

Usai beraudiensi dengan Kapolres Nagekeo, massa aksi damai GMNI Nagekeo pun membubarkan diri. Namun sebelumnya mereka berjanji akan mengerahkan massa yang lebih banyak lagi untuk aksi berikutnya, apabila petinggi Polri tidak segera menanggapi tuntutan mereka untuk segera mencopot Kapolres Nagekeo AKBP Yudha Pranata.

Baca Juga: Bupati Nagekeo: Kehadiran Satpol PP Bukan Sekadar Memiliki Keterampilan Teknis Belaka

Forum Jurnalis Flores-Lembata Ikut Buka Suara

Selain GMNI Nagekeo, tuntutan yang sama pun dinyatakan oleh Forum Jurnalis Flores-Lembata. Melalui keterangan resminya pada 20 April 2023, forum yang dikoordinator oleh Ebed de Rosary ini mendesak Kapolri untuk memeriksa dan memecat AKBP Yudha Pranata.

Selain itu, beberapa tuntutan lain yang dinyatakan Forum Jurnalis Flores-Lembata dijabarkan sebagai berikut.

Baca Juga: Gelar PPAB Angkatan VII, GMNI Nagekeo Kritisi Kebijakan Penyelenggara Pemerintah

  1. Meminta Dewan Pers untuk memberikan perhatian serius demi menjamin kemerdekaan pers bagi jurnalis yang bertugas di Kabupaten Nagekeo.
  2. Meminta Komite Keselamatan Jurnalis dan organisasi pers untuk mengadvokasi Patrianus Meo Djawa, jurnalis Tribunflores.com yang mengalami kriminalisasi dan ancaman kekerasan dari Kapolres Nagekeo.
  3. Mengutuk Kapolres Nagekeo AKBP Yudha Pranata yang merusak citra Kepolisian Republik Indonesia dan memberangus kemerdekaan pers.
  4. Meminta Komisi III DPR-RI segera memanggil Kapolri untuk mempertanggungjawabkan tindakan Kapolres Nagekeo.

Baca Juga: Dua Putra Nagekeo Nahkodai BEM dan BLM Fakultas Hukum Unipa

Untuk tujuan itu, jurnalis yang berhimpun dalam Forum Jurnalis Flores-Lembata telah menyurati Dewan Pers, Komite Keselamatan Jurnalis, Organisasi-organisasi Pers, Komisi III DPR, dan Kapolri.

“Kami melaporkan sekaligus meminta perhatian untuk bersama-sama menyikapi dugaan kriminalisasi dan ancaman kekerasan yang menimpa Saudara Patrianus Meo Djawa atau Patrick,” tulis pihak Forum Jurnalis Flores-Lembata dalam keterangannya.***

Editor: Ade Riberu

Sumber: Flores Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler