Gunakan Terasering, KWT Melati di Sikka Sukses Kembangkan Holtikultura

- 29 Mei 2021, 19:13 WIB
Lahan tomat milik Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati, di Desa Riit, Kecamatan Nita, yang dibuat menggunakan sistem terasering.
Lahan tomat milik Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati, di Desa Riit, Kecamatan Nita, yang dibuat menggunakan sistem terasering. /Erick S./FLORES TERKINI/FLORES TERKINI

FLORES TERKINI - Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati, Desa Riit, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT, sukses mengembangkan tanaman holtikultura jenis tomat dan memperoleh pendapatan yang lumayan.

Lahan tanaman holtikultura seluas 0,2 hektare tersebut terletak di kemiringan 45 derajat, sehingga dimanfaatkan dengan menggunakan sistem terasering.

Ketua KWT Melati Salviana Erosvita mengatakan, pihaknya menanam tomat di atas lahan miring miliknya untuk dijadikan sebagai kebun contoh sejak awal Februari 2021 lalu.

Baca Juga: Abdee Slank Jadi Komisaris, Ahmad Dhani Beri Apresiasi untuk Presiden Jokowi

"Lahan ini milik pribadi saya. Karena saya yang bentuk kelompok ini, makanya saya relakan lahan saya untuk menanam tanaman tomat ini dan kami berhasil," katanya, ketika ditemui di kebun contoh milik kelompoknya, pada Sabtu, 29 Mei 2021.

Eros sapaannya mengaku, sejak awal Februari 2021 lalu hingga saat ini, kelompoknya baru sekali melakukan penanaman tomat, namun sudah tiga kali melakukan panen.

Hasil panen pertama hanya menghasilkan 24 kilogram, yang dijual dengan harga Rp10.000 per kilogramnya.

Baca Juga: Abdee Slank Jadi Komisaris Telkom Dianggap Sekedar Bagi-bagi Kue

"Panen kedua kami mendapatkan 300 kilogram dan pembelinya langsung beli di tempat kami. Tomat kami jual dengan harga Rp14.000 per kilogramnya, karena harga di Pasar Alok sekitar Rp18.000 per kilogramnya," terangnya.

Eros menambahkan, harga jual itupun disepakati oleh semua anggota kelompok, setelah pihaknya mengecek harga tomat di Pasar Alok, Maumere, tersebut.

Sedangkan untuk masa panen yang ketiga, mereka mendapatkan 600 kg dan dijual dengan harga Rp11.000 per kilogramnya.

Baca Juga: Tuchel Siapkan Skenario Adu Penalti Jelang Bentrok dengan Manchester City di Final Liga Champions

Dirinya pun menceritakan, pada awalnya mereka mengalami kesulitan karena lahan tanaman tomat itu berada di kemiringan dan semua anggota kelompoknya perempuan, yang tidak rutin bekerja di kebun.

"Awalnya kami sulit membuka lahan ini, karena kami harus buat bedeng dengan menggunakan terasering. Kami semua ini ibu-ibu dan bukan setiap tahun kerja kebun, tetapi hanya membantu suami saja," ucapnya.

"Tapi sebagai ketua, modal saya adalah berani menjalankan kegiatan selama ini," tambahnya.

Baca Juga: Chelsea Diadang City di Final Liga Champions 2020-2021, De Bruyne: Kami Terima dengan Senyuman

Menurut perempuan 54 tahun ini, yang mengajarkan pihaknya untuk menanam tanaman tomat itu yakni Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Nita.

Sebelum melakukan budidaya tananam holtikultura ini, mereka mendapatkan pelatihan melalui Sekolah Lapang (SL).

Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati, Salviana Erosvita, ketika berada di lahan tomat milik kelompoknya.
Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati, Salviana Erosvita, ketika berada di lahan tomat milik kelompoknya. FLORES TERKINI

Disampaikan Eros juga, sejak awal kelompok mereka beranggotakan 14 orang. Namun, dalam perjalanan tinggal 12 orang saja, karena dua orang lainnya mempunyai halangan dan sudah sangat tua.

"Kami sudah terbiasa jadi petani, tetapi kalau musim hujan, kami fokus ke tanaman holtikultura. Kalau musim kemarau, kami ke tenun ikat," ungkapnya.

Baca Juga: Hari Ketiga LKMM TD, Valentinus Milin: Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Unflor Harus Tahu Pimpin Rapat

Sementara itu, Penyuluh Swadaya BPP Kecamatan Nita Erik Paji mengungkapkan, kegiatan pihaknya bersama KWT Melati dimulai sejak bulan Februari 2021 lalu, yang diawali dengan melaksanakan SL.

Kegiatan yang dilakukan pihaknya tersebut pun, mulai dari pengolahan tanah sama dengan masa panen.

Selama tiga bulan lebih, pihaknya sudah melakukan 14 kali pertemuan bersama KWT Melati, yang dilaksanakan seminggu sekali, setiap hari Selasa.

Baca Juga: Lirik Lagu California, Kolaborasi 88rising, Rich Brian, NIKI featuring Warren Hue

"Keberhasilan kegiatan budidaya tomat di kebun contoh ini, berkat kerja sama antara Pemerintah Desa Riit dengan BPP Kecamatan Nita. Di sini kami ada empat orang fasilitator bersama Kepala BPP Nita dan seorang Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT)," tuturnya.

Menurut Erik, lahan yang berada di Desa Riit mempunyai potensi yang bagus untuk mengembangkan tanaman holtikultura, namun sejauh ini belum dikembangkan secara maksimal.

"Apalagi tantangan terberat adalah lahan miring, jadi ini membutuhkan perjuangan dan kerja keras. Sehingga sistem terasering menjadi suatu kewajiban, apabila ingin membudidayakan tanaman holtikultura di lahan miring seperti ini," jelasnya.

Baca Juga: Lirik Lagu Switchblade oleh NIKI, Titik Tolak Karier Bermusiknya di Amerika Serikat

Dirinya pun berharap agar di bulan ataupun tahun berikutnya, semua anggota KWT Melati harus mempunyai kebun sendiri seperti ini.

"Ini hanya sekedar kebun contoh (demplot). Untuk itu, mereka harus pulang dan buat di lahan mereka masing-masing, sehingga ke depannya petani tomat di Desa Riit ini harus bertambah menjadi 12 orang ataupun lebih. Ini tantangan sekaligus harapan buat mereka," tandasnya.

Erik menjelaskan bahwa KWT Melati sebenarnya sudah memilki kemamampuan dalam membudidayakan tanaman tomat di daerahnya tersebut, karena sudah digembleng oleh pihaknya selama tiga bulan lebih melalui SL.

Baca Juga: Lirik Lagu Too Many Tears yang Dinyanyikan Warren Hue, Rapper Tampan Asal Indonesia

Namun baginya, hasil produksi tanaman tomat itu bukan menjadi ukuran keberhasilan dalam kegiatan SL ini, tetapi kesuksesan dari SL yakni dampaknya setelah melakukan kegiatan ini.

"Jadi, bukan dilihat berdasarkan produksi tanamaan di lokasi SL. Adopsi inovasi dan teknologi yang kami lakukan secara bersama di dalam kebun demplot ini, itu baru kita dikatakan sukses ataupun berhasil," pungkasnya.*** (Erick S.)

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah