"Mungkin juga yang mereka rasakan selama ini bahwa mereka mempunyai niat untuk menanam tanaman tomat, hanya saja masih minim pengetahuan. Maka, harus ditingkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)-nya melalui SL," tuturnya.
Menurut Erik, karasteristik setiap orang memang berbeda, tetapi diakuinya mendidik perempuan jauh lebih gampang ketimbang laki-laki.
Baca Juga: Lirik Lagu California, Kolaborasi 88rising, Rich Brian, NIKI featuring Warren Hue
Karena baginya, hanya dengan 12 orang perempuan dan memiliki lahan seluas 0,2 hektare saja mereka bisa bekerja membudidayakan serta menghasilkan tomat secara baik.
Lanjut Erik, untuk ke depannya harus dikembangkan lagi tanaman holtikultura seperti cabai, wortel, kentang dan kubis (kol) di tempat itu, karena sesuai dengan kondisi geografisnya, yakni berada di daerah dataran tinggi.
Dirinya pun berharap agar kelompok tani lainnya juga dapat belajar dari KWT Melati dan harus melirik bahwa budidaya tomat juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
"Kelompok tani lainnya juga harus mengikuti apa yang sudah dibuat. Kalaupun belum tahu, maka belajarlah kepada orang yang sudah pernah mengikuti kegiatan SL. Dan mereka yang sudah pernah mengikuti kegiatan SL pun harus berbagi ilmu dengan yang lainya, demi kemajuan Desa Riit ini," ungkapnya.
Baca Juga: Lirik Lagu Switchblade oleh NIKI, Titik Tolak Karier Bermusiknya di Amerika Serikat
Sementara itu, Tenaga Ahli Bidang Ekonomi, Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) Kabupaten Sikka, Kornelis Soge menjelaskan, pelaksanaan kegiatan SL di Desa Riit, Kecamatan Nita tersebut, menggunakan Dana Desa sebesar Rp42.000.000.