Dampak Krisis Iklim di Indonesia terhadap Konsep Pembangunan Berkelanjutan, Begini Kata BPAN FBT

- 6 Juni 2021, 18:59 WIB
Ketua Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) FBT, Adrianus Lawe.
Ketua Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) FBT, Adrianus Lawe. /Erick S./FLORES TERKINI/

Selain itu, pemerintah pusat maupun daerah juga telah memberikan kemudahan izin kepada industri ekstraktif untuk mengeruk emas, batubara, minyak, timah, pembabatan hutan, perampasan wilayah kelolah masyarakat dan masyarakat adat, yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

"Akibatnya, awal tahun 2021 yang seharusnya adalah pembuka harapan untuk rakyat di seluruh Indonesia, namun apa yang diharapkan ketika terjadi kerusakan lingkungan hidup," terangnya.

Baca Juga: Bansos PKH Tahap II Segera Cair Bulan Juni 2021, Begini Kriteria, Syarat dan Cara Daftarnya

Lebih lanjut Ardi menambahkan, puluhan ribu orang tiba-tiba menjadi pengungsi, ratusan jiwa menjadi korban dan kerugian mencapai triliunan rupiah di semua lini perekonomian.

"Ini sudah darurat, karena dampak bencana itu dirasakan di seluruh wilayah Indonesia. Sebut saja Pulau Kalimantan yang memiliki kerusakan alam paling banyak dan menjadi faktor utama terjadinya banjir bandang," katanya.

Tak hanya itu, tercatat bencana banjir banjir bandang dan tanah longsor juga terjadi di beberapa tempat lainnya seperti, Jakarta, Sumedang, Manado, Papua, Semarang, Pekalongan, Aceh, dan beberapa wilayah NTT yakni, Flores Timur, Lembata, Kupang dan Malaka, yang melumpuhkan semua perekonomian dan transportasi.

Baca Juga: Berbagi Resep Bolu Kukus Karamel Mekar, Praktis Tanpa Oven dan Mixer

"Jadi, tidak ada yang diuntungkan dari semua bencana ini, saat ini krisis iklim sudah terjadi. Kemudian, status siaga dan waspada bencana karena cuaca ekstrim juga sering terjadi belakangan ini di seluruh wilayah Indonesia," tuturnya.

Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sejak awal tahun 2021 hingga April 2021 juga menyebutkan, 1.006 bencana terjadi di seluruh Indonesia, yang mana didominasi oleh bencana banjir sebanyak 439 kejadian, serta angin puting beliung dan tanah longsor masing-masing 251 dan 205 kejadian.

"Bencana alam ini telah menyebabkan bumi dalam situasi darurat iklim. Bencana ini juga bukan cuma mengancam mereka yang tinggal di pesisir pantai, pinggiran sungai, ataupun yang tinggal di dekat gunung. Tapi di setiap sudut bumi, negara dan semua manusia juga tidak akan luput dari dampak krisis iklim ini," terangnya.

Halaman:

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah