FLORES TERKINI - Menulis bukanlah pekerjaan yang mudah. Apalagi menulis karya-karya sastra seperti cerpen, puisi, dan teks-teks drama atau teater. Dibutuhkan permenungan yang mendalam, tepat memilih diksi dan tekun berkarya.
Itulah yang dilakukan dua putera asal Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT) Jemmy Piran dan Afriyantho Keyn. Ya, dua sosok ini adalah penulis berbakat yang telah melahirkan beberapa karya.
Keduanya pernah tinggal di lembah Hokeng nan dingin, dan pernah sama-sama berkeinginan menjadi imam Katolik di lembaga pendidikan calon imam Seminari San Dominggo Hokeng-Larantuka.
Namun, kenyataan berbicara lain, keinginan mereka kandas di tengah jalan.
Kini Jemmy tinggal di Waimana, Flotim. Ia mengajar di SMP Katolik Santo Gabriel Larantuka. Sedang Afriyantho Keyn bekerja di kampung halamannya Nuhalolon-Solor Timur, sebagai salah satu perangkat desa di desa tersebut.
Keduanya memilih tinggal di kampung. Meski demikian, kreatifitas berkarya yang mereka bangun tak pernah surut. Mereka terus produktif menelurkan pelbagai karya tulis.
Bakat atau kemampuan mereka dalam menulis tak dapat diragukan. Keduanya pernah menulis karya-karya sastra yang mungkin banyak di antara kita tak pernah tahu.
Gegara kemampuan menulis itu, Jemmy dan Afriyantho lolos dalam kurasi Makassar International Writers Festival (MIWF) 2020, yangmana kegiatan tersebut diselenggarakan secara live melalui kanal YouTube Rumata Artspace, mulai 23 hingga 26 Juni 2021.