Beberapa novelnya tersebut ialah Unu (Juxtapose, 2009) dan Benang Merah (IBC, 2015), dan juga Foek Susu (Pelangi Sastra Malang, 2019).
Novelnya Foek Susu pernah diluncurkan, Sabtu 19 Mei 2019 lalu, di mana mendapat banyak apresiasi dari Yohanes Sanak (penulis dan budayawan), Rano Korbaffo (pegiat Komunitas Lopo Biinmafo), dan Ardian Muhammad (Dosen Universitas Negeri Timor).
Baca Juga: Dinkes Flores Timur Uji Coba Kemampuan Ambulans Laut, Bakal Beroperasi dalam Waktu Dekat
Novel Foek Susu dirampungkan Unu selama 4 tahun hingga diterbitkan bersama Pelangi Sastra Malang pada tahun 2019.
Unu adalah salah satu penyair yang menyinggung Kosmologi masyarakat dalam novelnya, sehingga dirinya dikenal sebagai penyair yang mandiri.
Unu berjuang dari hasil menulis dan juga menjadi ojek daring demi membiayai hidupnya setiap hari.
Adapun kalimat yang menyentuh disampaikan Unu saat peluncuran bukunya Foek Susu pada 2019 silam. Unu menyinggung terkait penulis yang tidak punya uang.
“Jangan pikir jadi penulis itu banyak uang. Tidak. Kita capek tulis, kita jual. Kadang orang utang, tidak bayar. Kita mau minta juga malu,” ungkapnya.