BKKBN: Stunting Paling Tinggi di Wilayah NTT Ada di Kabupaten Ini, Jokowi Siap Turun Tangan Langsung

- 23 Maret 2022, 08:53 WIB
Ilustrasi stunting.
Ilustrasi stunting. //DOK. PIKIRAN RAKYAT/Pikiran Rakyat

FLORES TERKINI - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan angka stunting atau kekerdilan anak di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) paling tinggi.

Angka prevalensi kekerdilan di NTT itu berada di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), yang menjadi yang tertinggi di NTT yakni sebesar 48,3 persen.

Namun, kepala BKKBN mengatakan bahwa akan ada percepatan penurunan stunting di NTT sesuai dengan amanah Presiden Jokowi, sebab NTT selalu ada dihatinya.

Baca Juga: Sinopsis Terpaksa Menikahi Tuan Muda Spesial Ultah Nayaka Hari ini: Adegan Ranjang Abhi dan Kinan Gagal Total

“Bagi Presiden Jokowi, NTT selalu ada di hati dan BKKBN memastikan amanah dari Presiden untuk akselerasi penurunan stunting tetap dalam jalur yang tepat,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dikutip dari ANTARA, Rabu, 23 Maret 2022.

Hasto menuturkan, angka prevalensi 48,3 persen di Kabupaten TTS tersebut, dapat dilihat lewat data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021. Artinya, terdapat setidaknya 48 balita yang mengalami kekerdilan di antara 100 balita di sana.

Bahkan secara nasional, kabupaten itu menduduki peringkat satu untuk prevalensi kekerdilan di antara 246 kabupaten/kota di 12 provinsi prioritas.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cinta Rabu 23 Maret 2022 Sagitarius, Capricorn, Aquarius, Pisces: Pesona Anda Datangkan Cinta

Dalam SSGI 2021 turut disebutkan sebanyak 15 kabupaten/kota di NTT masuk ke dalam kategori merah atau memiliki angka prevalensi kekerdilan lebih dari 30 persen.

Sedangkan tujuh kabupaten/kota lainnya berkategori kuning dengan prevalensi 20 hingga 30 persen.

Di sisi lain data milik Pemerintah Kabupaten TTS 2020 membeberkan, terdapat 37.320 jiwa penduduk miskin berkategori ekstrem dari total 455.410 jiwa penduduk.

Baca Juga: Lacak Kasus Murkanya Argadana Kepada Emily dalam Sinopsis Love Story The Series Rabu 23 Maret 2022

Sementara rumah tangga yang memiliki sanitasi layak, baru mencapai 60,04 persen atau 69.602 rumah tangga dan hal tersebutlah yang menyebabkan rentannya masalah kesehatan di masyarakat TTS.

Menurut Hasto, dibutuhkan kolaborasi semua pihak guna mengentaskan masalah kekerdilan pada anak di Kabupaten TTS, sebagai upaya bersama menciptakan generasi emas Indonesia yang unggul dan berkualitas.

Hasto berharap, angka prevalensi kekerdilan di kabupaten itu dapat turun menjadi 43,01 persen di akhir tahun 2022, serta dapat melandai di angka 36,22 persen pada 2023.

Baca Juga: Jadwal Acara dan Live Streaming SCTV 23 Maret 2022, Saksikan Karamel dan Love Story The Series

"Dengan demikian, angka itu di 2024 bisa menuju di angka 29,35 persen,” ucap Hasto.

Disebutkan bila Presiden Joko Widodo akan melakukan kunjungan kerja ke Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT, pada Kamis 24 Maret 2022 guna memantau langsung agenda pengentasan kekerdilan di daerah tersebut.***

Editor: Ade Riberu

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah