Karenanya, isu atau wacana kenaikan tiket masuk Taman Nasional Komodo sama sekali tidak diterima oleh Astindo.
Menurutnya, wacana ini jelas bertentangan dengan kebijakan pemerintah pusat yang sedang berupaya memulihkan ekonomi nasional, meningkatkan kunjungan wisata, dan berwisata dalam Negeri.
Selain itu, kenaikan tiket masuk hingga Rp1 juta per orang ini bisa berpengaruh pada menurunya jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi wisata premium ini.
"Dengan menurunnya kunjungan wisatawan tentu berdampak pula penyerapan tenaga kerja dan distribusi ekonomi yang makin membaik enam bulan terakhir," ujarnya.
Ignasius juga menegaskan jika pernyataan yang mengatakan wisatawan ikut serta dalam merusak ekosistem dan konservasi Taman Nasional Komodo merupakan akal-akalan saja.
Baca Juga: Kapal Wisata KLM Tiana yang Tenggelam di Labuan Bajo Berhasil Dievakuasi: Begini Kronologinya
Fakta di lapangan, menurut Ignasius, wisatawan yang berkunjung ke pulau komodo rata-rata melakukan adalah "short trekking" saja.
Jangkauan wisatawan paling tinggi dua kilometer (round trip) di jalur trekking yang sudah dibuat oleh otoritas TN Komodo di zona pemanfaatan pariwisata (bukan zona inti).
Karenanya, kehadiran wisatawan di Taman Nasional Komodo sama sekali tidak merusak ekosistem di dalam kawasan.