Tiket Masuk Taman Nasional Komodo Bakal Dinaikkan Menjadi Rp3 Juta: Astindo dengan Tegas Menolaknya

- 30 Juni 2022, 23:54 WIB
Tiket Masuk Taman Nasional Komodo Dinaikkan Menjadi Rp3 Juta
Tiket Masuk Taman Nasional Komodo Dinaikkan Menjadi Rp3 Juta /Flores Terkini/Pixabay

FLORES TERKINI - Usai kecelakaan tenggelamnya kapal wisata KLM Tiana Liveaboard, isu kenaikan tiket masuk Taman Nasional Komodo beredar di tengah masyarakat.

Menurut kabar yang beredar, pada 1 Agustus 2022 nanti harga tiket masuk Taman Nasional Komodo akan dinaikan menjadi Rp1 juta per orang dari harga sebelumnya Rp150 ribu.

Menanggapi wacana atau isu yang beredar di tengah masyarakat Labuan Bajo ini, Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Labuan Bajo, Manggarai Barat menyatakan penolakannya.

Baca Juga: Situs Resminya Diblokir Kominfo: AGT Komer Penghasil Uang Sudah Dinyatakan sebagai Investasi Ilegal?

Menurut Ignasius Suradin selaku Ketua Astindo Labuan Bajo menegaskan pihaknya memiliki alasan kenapa menolak wacana ini.

"Ada beberapa alasan mengapa kami dengan tegas menolak wacana kenaikan tersebut yang menurut info akan naik pada 1 Agustus 2022 mendatang," kata Ignasius Suradin, Kamis 30 Juni 2022, dikutip dari ANTARA.

Dalam pemaparannya, Ignasius mengatakan bahwa saat ini pariwisata di Labuan Bajo belum pulih seratus persen dari pandemi Covid-19.

Baca Juga: Banjir Kembali Melanda Provinsi NTT, Puluhan Rumah di Kabupaten Sumba Timur Terendam Banjir

Karena alasan ini, pemulihan ekonomi masyarakat terutama para pelaku pariwisata tentunya membutuhkan waktu.

Karenanya, isu atau wacana kenaikan tiket masuk Taman Nasional Komodo sama sekali tidak diterima oleh Astindo.

Menurutnya, wacana ini jelas bertentangan dengan kebijakan pemerintah pusat yang sedang berupaya memulihkan ekonomi nasional, meningkatkan kunjungan wisata, dan berwisata dalam Negeri.

Baca Juga: Akibat Curah Hujan yang Tinggi di NTT, Jembatan Penghubung TTS-Malaka Ambruk, Rumah Warga Ikut Terendam Banjir

Selain itu, kenaikan tiket masuk hingga Rp1 juta per orang ini bisa berpengaruh pada menurunya jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi wisata premium ini.

"Dengan menurunnya kunjungan wisatawan tentu berdampak pula penyerapan tenaga kerja dan distribusi ekonomi yang makin membaik enam bulan terakhir," ujarnya.

Ignasius juga menegaskan jika pernyataan yang mengatakan wisatawan ikut serta dalam merusak ekosistem dan konservasi Taman Nasional Komodo merupakan akal-akalan saja.

Baca Juga: Kapal Wisata KLM Tiana yang Tenggelam di Labuan Bajo Berhasil Dievakuasi: Begini Kronologinya

Fakta di lapangan, menurut Ignasius, wisatawan yang berkunjung ke pulau komodo rata-rata melakukan adalah "short trekking" saja.

Jangkauan wisatawan paling tinggi dua kilometer (round trip) di jalur trekking yang sudah dibuat oleh otoritas TN Komodo di zona pemanfaatan pariwisata (bukan zona inti).

Karenanya, kehadiran wisatawan di Taman Nasional Komodo sama sekali tidak merusak ekosistem di dalam kawasan.

Baca Juga: Bukan Hanya AGT, 2 Aplikasi Berkedok Investasi Ini sedang Diincar OJK NTT

Ignasius juga mengimbau para pihak yang memainkan isu kontraproduktif dengan semangat pemulihan ekonomi lokal dan nasional, semangat berwisata dalam negeri agar dihentikan.

"Kami mendorong agar penetapan tarif masuk Taman nasional Komodo sesuai undang-undang yang berlaku sebagaimana Taman nasional lain di seluruh Indonesia," pungkasnya.***

Editor: Ancis Ama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x