Menteri PPPA pun berharap, perempuan-perempuan lain di Flores Timur secara khusus dan NTT umumnya dapat mengikuti langkah bijak mama-mama di Desa Wulublolong tersebut, apalagi di tengah maraknya modus rayuan dari calo tenaga kerja untuk bekerja di luar provinsi atau di luar negeri dengan gaji besar.
“Kami berharap, mama mama yang menjadi koordinator penganyam bisa mengajak mama mama yang lain untuk bergabung,” harap perempuan kelahiran 24 November 1968 itu.
Sementara itu, pendiri Du Anyam, Hanna Keraf, menyatakan pihaknya ingin melihat perempuan di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi perempuan mandiri dan berdaya.
Dia menjelaskan, kegiatan menganyam tersebut adalah salah satu cara untuk mengakomodir keahlian para perempuan dengan memanfaatkan sumber daya alam di sekeliling mereka.
“Menganyam sudah bukan lagi mengisi waktu luang tetapi juga pekerjaan utama yang bisa meningkatkan kesejahteraan mereka. Ada yang menganyam sambil menunggu pasien di Puskesmas atau menjemput anak sekolah. Ketekunan mama-mama penganyam di sini patut kita hargai,” ujar Hanna.***