Kronologi Warga di Sikka Tertembak hingga Peluru Masih Bersarang di Pinggang, Gegara Judi Sabung Ayam?

- 13 Oktober 2023, 18:22 WIB
Korban terkena pantulan peluru (berbaring) yang ditembakkan seorang anggota polisi di Sikka.
Korban terkena pantulan peluru (berbaring) yang ditembakkan seorang anggota polisi di Sikka. /Irma Rose/FLORES TERKINI

FLORES TERKINI – Nasib sial menimpa YS (38), seorang warga asal Geliting, Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hingga saat ini, peluru masih bersarang di pinggang bagian kirinya usai ditembakkan oleh polisi.

Peristiwa itu terjadi pada Kamis, 12 Oktober 2023 sekira pukul 17.00 WTA. Saat itu, dirinya hendak pergi melihat sapi peliharaanya untuk dipindahkan ke tempat yang lain. Sepulangnya dari sana, ia melihat kerumunan warga yang lagi ramai di satu lokasi, di mana sedang berlangsung judi sabung ayam.

Menurut pengakuan korban, ia lalu hendak pergi untuk menonton judi sabung ayam tersebut lantaran kerumunan warga semakin ramai. Tiba-tiba, YS mendengar bunyi tembakan sekira sebanyak dua kali.

Baca Juga: Hendak ke Pasar, Seorang Warga di Sikka Malah Terkena Tembak Peluru Nyasar

Tak disangka entah datangnya dari mana, mendadak sebuah peluru melesat tepat mengenai pinggang kirinya. Semulanya ia belum menyadari hal itu, sebab dirinya fokus berlari menyelamatkan diri.

Selang 7 menit kemudian, ketika YS sudah berlari sekitar 50 meter, ia merasa pusing sampai jatuh tersungkur. Di situ ia menyadari kalau dirinya sudah terkena peluru, apalagi darah mulai mengalir tak berhenti di beberapa bagian tubuhnya.

Ia pun berusaha meminta tolong dengan teriakan. Namun karena kondisi tubuhnya yang lemah, ia berupaya menelepon keluarganya. Sialnya, kondisi baterai HP miliknya sedang tidak memungkinkan alias lowbat.

Tidak lama kemudian beberapa warga melihat YS terbaring lemah, sehingga ia harus dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD TC. Hillers Maumere untuk mendapat pertolongan medis.

Baca Juga: Begini Kronologi Adu Mulut Anggota Satlantas Sikka vs Oknum TNI yang Tak Terima Ditegur Tidak Pakai Helm

Tembakan itu dilepaskan oleh seorang anggota Kepolisian Resort (Polsek) Kewapante yang sedang bertugas membubarkan warga dari kerumunan judi sabung ayam.

Atas kejadian nahas ini, YS hingga kini masih terbaring lemas di RSUD TC. Hillers Maumere, didampingi istri serta kerabatnya. Ketika ditemui pada Jumat, 13 Oktober 2023, korban sudah dipindahkan ke Ruangan Dahlia di rumah sakit tersebut.

Respon Kapolres Sikka

Kapolres Sikka AKBP Hardi Dinata membenarkan kejadian tersebut. Namun ia menegaskan, tembakan itu adalah tembakan peringatan, bukan korban secara sengaja ditembaki oleh anggota polisi.

Baca Juga: Terungkap Sosok Oknum TNI yang Nyaris Adu Jotos dengan Polisi di Sikka Gegara Tak Terima Ditegur Soal Helm

"Jadi anggota itu menjalankan tugas, dan dia memberikan tembakan peringatan itu ke atas, makanya korban kena pantulan peluru, bukan ditembak langsung. Kalau ditembak langsung berarti bukan ke atas, tapi ini dia tembak peringatan ke atas sehingga korban terkena pantulan peluru," kata Kapolres Sikka saat diwawancarai awak media seusai menjenguk korban di RSUD TC Hillers Maumere pada Jumat pagi tadi.

"Makanya saya minta tolong untuk diksi dalam pemberitaan mohon dikoreksi, karena ini bukan ditembak oleh anggota, karena kalau ditembak oleh anggota berarti bukan ke atas, tetapi ini memang terkena pantulan peluru dari tembakan peringatan yang dilepaskan anggota ke atas," sambung Hardi Dinata.

Lebih lanjut ia menyampaikan, saat ini anggota yang diduga melakukan pelanggaran tersebut sedang dipersiapkan pemeriksaannya oleh Propam. “Korban saat ini masih di RS untuk menjalani perawatan, kemudian hari ini kita akan mengikuti perkembangan tentang lukanya bagaimana, dan apa tindakan kami selanjutnya," ujarnya.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Polisi Lalu Lintas dan Diduga Oknum TNI di Sikka Nyaris Adu Jotos, Gegara Tak Pakai Helm

Hardi Dinata juga menjelaskan, anggota polisi pada saat itu melihat ada aksi judi sabung ayam di lokasi kejadian, di mana ada kerumunan banyak orang.

“Maka sebagai seorang polisi wajib dia bubarkan, namun karena dia seorang diri maka dia melepaskan tembakan peringatan ke atas, dan pada saat itu korban melihat sendiri kalau tembakan itu dari polisi, kemungkinan mengenai pohon sehingga korban terkena pantulan peluru itu," jelasnya.

Ditanya soal jarak antara korban dan anggota polisi yang melepaskan tembakan itu, Hardi Dinata mengatakan bahwa korban melihat tembakan itu dilepaskan dari jarak sekitar 5 atau 10 meter.

Terkait Standar Operasional Prosedur (SOP) pembubaran aktivitas judi tersebut, Hardi menjelaskan bahwa tembakan peringatan itu harus dilepaskan. Pasalnya, situasinya darurat dan memaksa, kemudian ada sejumlah masyarakat yang berkumpul, serta aktivitas judi memang dilarang. Karenanya tembakan dimaksud untuk memperingatkan orang terkait kondisi tersebut.

Baca Juga: Detik-detik 2 Tersangka Kasus Korupsi di Sikka Dibawa ke Kupang, Ada Tangisan Histeris

Keluarga: Siapa yang Bertanggung Jawab?

Sementara itu, salah satu keluarga korban, Yanuarius Lado, mengungkapkan bahwa dirinya harus menghubungi pihak kepolisian di Kewapante karena hingga Jumat pagi korban belum kunjung dioperasi.

“Sampai saat ini adik saya belum dioperasi, itu makanya saya telepon ke polisi di Kewapante untuk (minta) datang ke sini, karena yang bikin dia sakit itu polisi, polisi yang tembak," ucap Yanuarius.

Yanuarius mengatakan lebih lanjut, menurut informasi yang ia dapatkan, korban harus dirujuk ke Kupang atau Denpasar Bali untuk penanganan lanjutan oleh pihak medis.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Tersangka Korupsi Dana Sertifikasi Guru di Sikka Dibawa ke Kupang untuk Proses Hukum Tipikor

"Saya dengar katanya mau dirujuk ke Kupang atau Bali, karena di sini tidak bisa operasi. Tapi sekarang pertanyaan dari kami keluarga, siapa yang bertanggung jawab ke sana?" sambungnya.

Ia mengaku, soal biaya perawatan korban pihak keluarga masih sangat mampu mengatasinya. “Artinya kami bisa biayai sendiri, cuma ini kan bukan luka dia jatuh atau luka apa, ini luka tertembak! Dan yang menembak itu yang harus bertanggung jawab terhadap adik ini, paling tidak berkomunikasi dengan pihak keluarga, itu harapan kami," lanjutnya.

Menurut Yanuarius, yang terpenting bagi pihak keluarga adalah kesembuhan korban. Sebaliknya jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terhadap korban, Yanuarius mengaku siap mati demi sang adik.

“Kalau sampai terjadi apa-apa sama saya punya adik, itu kami tidak tahu lagi, artinya kami siap kena tembak lagi. Kami tidak punya senjata, tapi kami siap mati. Jadi sebaiknya dari kepolisian secepatnya tanggung jawab, supaya mau bawa ke Kupang atau Bali, asal cepat supaya dia (korban) selamat," tegas Yanuarius.***

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah