Selain itu, lanjut dia, tidak sedikit juga warga yang sebenarnya berada di kawasan terlarang itu hanya untuk sekedar mengabadikan momen mengalirnya lava tersebut ke arah desa.
Oleh karena itu, pihaknya secara terus menerus melakukan pengawasan dan mengingatkan warga untuk tidak memasuki kawasan yang sudah dilarang atau 'zona merah' untuk berfoto atau tidur di rumah.
"Kami berharap ke depan tidak ada lagi warga yang berada di zona merah meskipun kepentingannya hanya untuk mengambil gambar," tegasnya.
Untuk diketahui, Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki mencatat guguran sinat api dan lava dengan jarak luncur sejauh 1.000 meter terus mengalir mengarah ke utara dan timur laut dalam rentang waktu enam jam terakhir.***