Derita Guru Kontrak di Flotim Akibat Belum Teima Gaji, Rela Pikul Chainsaw, Cari Uang sebagai Tukang Sensor

- 30 Januari 2024, 20:03 WIB
Ilustrasi guru kontrak di Flores Timur yang gajinya belum dibayar.
Ilustrasi guru kontrak di Flores Timur yang gajinya belum dibayar. /stockking/Freepik

FLORESTERKINI.com – Walau lanjut bekerja pasca berakhirnya masa kontrak mereka di November 2023 silam, seluruh barisan guru kontrak daerah di Kabupaten Flores Timur (Flotim) hingga saat ini belum menerima gaji. Untuk melancarkan kebutuhan hidup dan aktivitas mereka di sekolah, ada di antara para guru kontrak daerah tersebut terpaksa menjadi tukang sensor.

Aktivitas tersebut dijalankan seorang guru kontrak daerah yang sedang mengajar di salah satu lembaga pendidikan jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Pulau Solor, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dalam perbincangannya dengan FLORESTERKINI.com usai mengajar, Selasa, 30 Januari 2024 pukul 10.00 WITA, dirinya melitanikan sederet kesulitan hidup yang dialaminya bersama rekan-rekan guru kontrak daerah lainnya.

Baca Juga: Antara Tradisi dan Kecantikan, Pemilihan Putri Mandalika 2024 dalam Balutan Ritual Bau Nyale Segera Dibuka

“Kalau soal tingkat kesulitan hidup, jujur, sangat sulit. Di tahun 2023, kami menerima gaji terakhir pada bulan November sebagaimana SK (kontrak) kami. Kami diarahkan untuk terus bekerja hingga Desember 2023 dan seterusnya, lantaran komponen kami tidak masuk dalam ruang pemberhentian. Namun apa daya, hingga akhir Januari 2024 ini, kami belum juga menerima hak kami bulan Desember itu. Desember saja belum, apalagi Januari 2024 ini,” ungkapnya sembari berusaha menguatkan dirinya dan meminta agar namanya tidak dipublikasikan.

Sebagai kepala keluarga, guru kontrak asal Solor Selatan itu mengungkapkan, gaji adalah sumber penghasilan utama yang diandalkan mereka.

Tak mempesoalkan nilai gaji perbulan, namun kenyataan tersendat pembayaran gaji yang dhadapi mereka saat ini sungguh menggoncang ketahanan perekonomian rumah tangga mereka.

Baca Juga: Tips Mencari Pasangan Hidup yang Tepat Secara Online, Bakal Lebih Pede untuk Kopdar Usai Kenalan

“Bukan saja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, kita hidup bermasyarakat ini tak luput dari situasi sosial kemasyarakatan. Banyak tanggungan kita sebagai warga suku, warga adat, warga KBG, dan lain sebagainya. Belum lagi pada tingkat pengembangan kompetensi guru dan lain-lainnya. Susah sangat!” ujarnya dengan suara yang berangsur-angsur melemah.

Halaman:

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x