Lebih dari 50 Ekor Ternak Babi di Kabupaten Sikka Terkonfirmasi Positif ASF, Begini Kata Kadis Peternakan

- 31 Januari 2024, 16:32 WIB
Ilustrasi ternak babi di Kabupaten Sikka yang terkonfirmasi positif ASF.
Ilustrasi ternak babi di Kabupaten Sikka yang terkonfirmasi positif ASF. /Pexels

FLORESTERKINI.com – Lebih dari 50 ekor ternak babi di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), terkonfirmasi positif African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika dalam periode Desember 2023 hingga Januari 2024. Hal ini disampaikan Kepala Dinas (Kadis) Peternakan Kabupaten Sikka, Yohanes Emil Satriawan.

Emil Satriawan mengatakan, puluhan babi yang diserang ASF itu tersebar di tiga kecamatan, berdasarkan data sementara yang diterima pihaknya dari bagian kesehatan hewan.

“Di Desa Tebu, Kecamatan Nita, terdapat 4 ekor babi yang terkonfirmasi positif. Lalu di Desa Nita 53 ekor terkonfirmasi positif, selanjutnya di Kelurahan Nangameting 1 ekor, dan Kelurahan Kota Baru 1 ekor,” kata Emil saat ditemui FLORESTERKINI.com di ruang kerjanya, Rabu, 31 Januari 2024.

Baca Juga: Atasi Kemarau Panjang, Pemprov NTT Bangun 19 Sumur Bor di Tahun 2024

Selain itu, Emil juga mengaku mendapat laporan terkait adanya belasan ekor ternak babi yang mati di salah Biara Susteran Panti SIY, Dusun Tour Orinbao, Desa Nita, Kecamatan Nita.

“Dari laporan yang kita peroleh dan setelah melakukan pengecekan bersama dokter hewan di TKP (sepekan yang lalu), terdapat 15 ekor babi yang mati, dan sisanya setelah dilakukan pemeriksaan sampel ternyata semuanya positif terkena virus ASF,” ujarnya.

Kadis Peternakan Kabupaten Sikka, Yohanes Emil Satriawan.//
Kadis Peternakan Kabupaten Sikka, Yohanes Emil Satriawan.// Marsel Feka/FLORESTERKINI.com

Menurut Emil Satriawan, dalam kasus ASF ini belum ditemukan vaksin untuk penanganannya. Karena itu, ia mengimbau masyarakat, khususnya para peternak babi, agar menerapkan biosecurity secara total.

“Yang menjadi obat untuk mengantisipasi virus ini adalah peternak itu sendiri, dengan melakukan biosecurity total, mulai dari sanitasi kandang, limbah, dan sisa-sisa makanan pesta yang sudah basi agar tidak selalu membiasakan kasih makan ke ternak babi peliharaan itu,” bebernya.

Halaman:

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x