FLORESTERKINI.com – Kisah kematian seorang calon pekerja asal Wairbaba, Desa Horder, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT, yang diboyong seorang rekruter asal Sikka berinisial YS alias Joker sebelum dia dipekerjakan pada perusahaan (perkebunan) sawit di daerah Kalimantan belum lama ini, kini ramai terkonsumsi publik Sikka.
Tak cuma di seputaran Wairbaba-Horder, kasus kematiaan Yodimus Moang Kaka (40) yang berawal dari sakitnya yang diduga tersebabkan oleh penelantaran ke-72 calon pekerja oleh pihak rekruter pasca mereka menjalani hidup baru di daerah Kalimantan Tengah (Kalteng) pun kian ramai tersoroti para politisi dan praktisi hukum.
Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Meridian Dewanta, S.H., misalnya, langsung menderaskan seruannya kepada Polres Sikka untuk segera melakukan penyelidikan terhadap dugaan tindak pidana yang masuk dalam ranah Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) itu.
Baca Juga: Ditunjuk Presiden sebagai KSAU, Ini Jadwal Pelantikan Marsdya Tonny Harjono
Tanpa tendeng aling-aling, anggota PERADI itu bahkan mendesak pihak Polres Sikka untuk segera menangkap si perekrut tersebut.
Pola ‘Menghilang’ ala Joker
YS alias Joker yang pada Pemilu 14 Februari 2024 lalu terdaftar sebagai caleg di Dapil 3 Sikka tersebutkan mulai ‘menghilang’ dari rombongan calon pekerja sejak di Pelabuhan Laut Lorens Say-Maumere, Kabupaten Sikka, 12 Maret 2024.
Mengutip penuturan saudara dari Yodimus Moan Kaka dan beberapa calon tenaga kerja yang diboyong YS, sewaktu KM Lambelu meninggalkan Pelabuhan Lorens Say-Maumere, 12 Maret 2024, Joker tidak sekapal dengan rombongan calon pekerja asal Sikka yang direkrutnya itu. Joker baru bergabung dengan para pekerja sewaktu KM Lambelu yang ditumpangi mereka tiba di Pelabuhan Larantuka.
Kenyataan tersebut dibenarkan Ari, seorang calon pekerja yang direkrut YS. Ari, sebagaimana diberitakan sebelumnya, mengungkapkan bahwa sewaktu mereka hendak naik KM Lambelu di Pelabuhan Lorens Say-Maumere, YS mengarahkan mereka untuk tidak berkerumum agar tidak ketahuan.