Sentil 3 Tindakan Melawan Hati Nurani Jelang Pemilu 2024, STFT Jakarta Nyatakan Sikap Lewat 4 Poin Penting Ini

- 7 Februari 2024, 16:54 WIB
Ilustrasi Pemilu 2024.
Ilustrasi Pemilu 2024. /Foto. Net

Dengan adanya krisis etika dan integritas kepemimpinan tersebut, STFT Jakarta menyatakan suara hati nurani, dengan meminta Presiden Joko Widodo dan jajarannya untuk menjamin pemilu yang jujur dan adil (imparsial), tidak memihak (netral), menegakkan hukum sepenuhnya, menjunjung etika dan integritas, serta tidak memanfaatkan lembaga kepresidenan untuk mendukung paslon tertentu dalam penyelenggaraan Pemilu 2024.

“Kedua, kami meminta penghentian penggunaan sumber daya negara untuk kepentingan pencalonan di pemilu, termasuk politisasi bantuan sosial yang pada dasarnya diambil dari rakyat untuk membantu rakyat yang paling membutuhkan,” tegas pihak STFT Jakarta.

Baca Juga: Heboh! Mahfud MD Sebut Ada Sejumlah Perguruan Tinggi Diminta Buatkan Petisi Tandingan

Selain itu, STFT Jakarta juga mengingatkan semua penyelenggara negara untuk tidak berpihak kepada paslon mana pun selain kepada bangsa dan negara. Menurut mereka, Pemilu 2024 perlu menjaga keluhuran bangsa dan negara yang beradab, serta mendapat legitimasi dari rakyat. Selain kepada hukum dan prinsip demokrasi, sang pemimpin juga bertanggung jawab kepada Tuhan.

“Keempat, kami mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mendoakan dan menjadi saksi untuk memastikan pemilihan umum yang langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil, serta mendorong untuk memilih calon dan/atau partai yang cakap, cinta akan Tuhan, dapat dipercaya, dan benci kepada suap; yang menjunjung tinggi kebenaran, etika, integritas, dan berpihak kepada rakyat kecil,” demikian STFT Jakarta menutup pernyataan sikapnya.

Di sisi lain, STFT Jakarta melalui Binsar Jonathan Pakpahan juga menyentil soal pelaksanaan Pemilu 2024 yang jatuh Rabu, 14 Februari 2024, bertepatan dengan hari pertama masa Prapaskah dalam tradisi kekristenan atau yang dikenal sebagai Rabu Abu.

Baca Juga: Berniat Tegakkan Aturan Pemilu, Anggota Panwascam di Sikka Malah Dapat Ancaman

Menurut Binsar Jonathan, abu yang diusapkan di dahi mengingatkan manusia akan kefanaan hidup, karena dia berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu, memanggil semua untuk bertobat dan kembali kepada kebenaran yang diajarkan-Nya.

“Seruan ini juga adalah panggilan pertobatan untuk kembali ke jalan kebenaran, menuju bangsa yang bermartabat,” pungkasnya.***

Halaman:

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x