WHO Menilai Kerumunan Penonton EURO 2020 Akan Menyebabkan Penularan Covid-19 Meningkat Pesat

2 Juli 2021, 06:13 WIB
Ilustrasi. Para penggemar Inggris. /Twitter @England

FLORES TERKINI – Beberapa hari belakangan ini, Organisasi Kesehatan Dunia, WHO memilih untuk memberi komentar atas turnamen besar yang sedang terjadi yakni EURO 2021.

WHO menuding bahwa aktivitas EURO 2021 dengan kerumunan massa atau penonton di setiap sudut stadion adalah pemicu COVID-19 meningkat.

Tidak hanya berhenti di situ, WHO menegaskan kerumunan tersebut meningkat hingga jatuh pada angka 10 persen.

Baca Juga: Jerman Tersingkir dari Euro 2020, Toni Kroos Kecewa Berat, Neuer: Kami Patah Hati

Ada pula yang berpendapat, penurunan kasus baru COVID-19 di Eropa selama 10 pekan terakhir ini disebut telah berakhir.

Akan tetapi, munculnya gelombang baru COVID-19 yang tidak terhindarkan gara-gara turnamen sepak bola.

"Kita harus melihat bagaimana orang menuju ke sana, apakah bergerombol ramai-ramai naik bus? Dan saat mereka meninggalkan stadion, apakah mereka berkerumun di bar dan pub untuk nonton pertandingan?" ungkap Staf Kedaruratan WHO, Catherine Smallwood, dikutip dari Reuters, Jumat, 2 Juli 2021.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Babak 16 Besar Euro 2020: Kalahkan Jerman 2-0, Inggris Lolos ke Perempat Final

Smallwood mengkritik bahwa, turnamen besar ini sudah memicu penularan COVID-19. Terlebih, tiap negara punya aturan yang berbeda-beda dalam membatasi penonton.

Untuk diketahui bersama, ada negara yang membuat batasan hanya 25-45 persen kapasitas venue, tapi ada juga yang mengizinkan hingga 60 ribu penonton seperti di Budapest.

"Keputusan final terkait jumlah suporter yang menonton pertandingan dan persyaratan masuk ke negara atau stadion manapun menjadi tanggung jawab otoritas lokal serta UEFA mengikuti dengan ketat," kata UEFA dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Singkirkan Prancis dari Euro 2020, Kapten Swiss Granit Xhaka Beberkan Hal Ini dan Singgung Soal Spanyol

Menteri dalam negeri Jerman Horst Seehofer menuding UEFA tidak bertanggung jawab, sambal dirinya khawatir jika pada final nanti akan menularkan Covid-19 secara besar-besaran.

"Saya tidak bisa menjelaskan kenapa UEFA jadi tidak masuk akal. Saya mengira ini karena komersialisme," tudingnya.

Dinamika ini pun menjadi persoalan seluruh dunia termasuk Indonesia. Sejauh ini di hampir semua wilayah, pemerintah daerah telah mengelurakan surat untuk Lockdown wilayah daerahnya masing-masing.***

Editor: Eto Kwuta

Tags

Terkini

Terpopuler