Bola Kaki dan Bola Politik: Seringkas Catatan Lepas tentang ETMC 2023 di Rote Ndao

12 Agustus 2023, 09:12 WIB
ETMC 2023 Rote Ndao. /Ade Riberu/FLORES TERKINI

FLORES TERKINI – Persebata Lembata harus menelan pil pahit usai ditekuk Nirwana 04 Nagekeo. Kekalahan tim ‘Ikan Paus’ ini menjadi catatan buram bagi tim yang menduduki peringkat kedua usai kalah dari Perse Ende pada final El Tari Memorial Cup (ETMC) 2022 di Lembata.

Pada pertandingan perdana tim Persebata Lembata vs Nirwana 04 Nagekeo, anak-anak ikan Paus bermain lebih teratur, umpan bola-bola pendek dan penguasaan bola mendominasi pertandingan pagi itu. Tapi sayang, beberapa kali gerakan tim tuan rumah ETMC tahun 2022 ini tidak mampu dikonversi menjadi gol.

Alhasil, Nirwana berhasil mencuri start di babak kedua. Gol pun tercipta.  Anak-anak Lembata harus berusaha sekuat tenaga memaksimalkan kecepatan dan keteraturan guna mencari peluang di menit-menit akhir. Namun sayang seribu sayang,  sampai akhir pertandingan, Persebata tetap tertinggal. By the way, apakah Persebata akan patah semangat? Tidak, ini baru di awal!

Baca Juga: Hasil Pertandingan ETMC Rote Ndao Sabtu 12 Agustus 2023: Taklukkan Persab Belu, BMP Flotim Puncaki Grup G

Kekalahan di awal merupakan batu loncatan bagi pelatih untuk lebih taktis dan terampil memainkan lini tengah dan depan, agar bola dapat ‘diculik’ pemain dengan sepakan yang terukur hingga tercipta gol.

Sementara itu, tim Laskar Lewotanah Perseftim Flores Timur baru beranjak dari Larantuka pada Jumat, 11 Agustus 2023 kemarin. Alasan utama Perseftim dirumorkan bakal tidak ikut ajang bergengsi ETMC kali ini karena insiden di Lembata, sewaktu Laskar Lewotanah menjamu Perse Ende. Alhasil, Perseftim didenda Rp50 juta oleh Asprov NTT.

Namun patut disyukuri, gerak cepat ‘ringan tangan’ dari semua pihak membuahkan Perseftim lolos menuju hajatan ETMC kali ini. Nama-nama yang mesti disebut yakni Ahmad Yohan, politisi yang selalu memberi harapan ini menyumbang untuk Perseftim sebesar Rp100.000.000. Wah, fantastis!

Baca Juga: RESMI! Ini Skuad Perseftim di ETMC 2023 Rote Ndao, Ada 2 Nama Perwakilan Tunas Cendana Ritaebang

Tak hanya itu, calon Bupati Flores Timur, Lukman Riberu, rela merogoh kocek sendiri dengan nilai yang cukup tinggi, yakni Rp10.000.000. Semuanya demi memuluskan langkah Laskar Lewotanah menuju Rote Ndao.

Ahmad dan Lukman adalah anak tanah Flores Timur, yang menaruh perhatian terhadap dunia persepakbolaan di kabupaten itu. Nah, bukan mereka saja, ada banyak orang yang turut memberi andil. Tangan-tangan mereka adalah tangan-tangan ‘terberkati’. Semoga apa yang ditabur telah menjalar menjadi buah kesuksesan di tahun ini.

ETMC merupakan ajang paling bergengsi yang menyita perhatian masyarakat NTT saat ini. Di situ, harga diri setiap wilayah dipertaruhkan. Di situ, bakat-bakat anak muda dipupuk. Di situ, pertemuan dan solidaritas terjalin. Dan di situ, ada rivalitas, ada olah gerak merangkap prestasi.

Masyarakat NTT mau melihat sejauh mana bola itu menyentuh setiap ujung rumput yang meniduri hamparan lapangan tersebut. Masyarakat mau melihat keapikan serta strategi indah sebuah permainan bola kaki. Masyarakat juga mau agar pertandingan bola di NTT terus diakui sebagai sebuah ajang persahabatan yang penuh suportivitas.

Baca Juga: Jadwal Pertandingan ETMC 2023 Rote Ndao Hari Ini Jumat 11 Agustus 2023, Lengkap dengan Link Live Streaming

Karena itu, momen bermain bola kaki berarti momen menyepak, menendang, dan menyusun strategi dalam memenangkan sebuah pertandingan.

Tetapi di balik momen akbar ini. Ada momen ‘bola politik’ yang akan dimulai tahun 2024 mendatang. Momen ‘bola politik’ terus digulirkan oleh masing-masing tim sukses, yang kerap tak sukses apa-apa. Momen ini menjadi momen untuk menyepak, menendang lawan politik  serta menggolkan calon-calon tertentu.

Walaupun kerap orang menggunakan cara yang tak wajar, tetapi itu dianggap wajar-wajar saja. Toh, masyarakat tidak tahu tentang ‘bola politik’.

Baca Juga: Hasil Pertandingan ETMC 2023 Rote Ndao Hari Pertama: Persami Maumere Ditekuk Bintang Timur Atambua

'Bola Politik'

Tak lazim kalau sebuah tim bola kaki tidak memiliki coach atau pelatih. Toh, paling tidak tim sebesar Barcelona, Real Madrid, atau tim-tim nasional pada umumnya,  orang membutuhkan  pelatih yang mampu menyusun strategi  bermain.

Hal itu diperlukan oleh Persebata Lembata, Perseftim Flores Timur maupun Persab Belu, guna meraih kemenangan dalam sebuah pertandingan. Karena itu, seorang pelatih dituntut memiliki terobosan-terobosan baru yang mampu melumpuhkan lawan mainnya. Selain pelatih, juga dibutuhkan seorang wasit yang mampu memimpin pertandingan dengan jujur dan adil.

Baca Juga: Link Live Streaming Laga Pembuka ETMC 2023 Rote Ndao: Persami vs Bintang Timur, Ini Jadwalnya!

Demikian pula dalam kompetisi ‘bola politik’. Setiap tim sukses dari masing-masing calon yang diusungnya, sudah dan sedang menyusun strategi untuk menggolkan calon pemimpin yang diusung tersebut.

Strategi dan pola permainan menjadi trik utama dalam sebuah kompetisi. Bisa jadi, pada sebuah pertandingan ‘bola politik’, tim-tim sukses menggunakan cara-cara yang tidak jujur dengan merekayasa berbagai kepentingan politik untuk memenangkan sebuah kompetisi.

Kompetisi politik yang dikendarai dengan rumor rekayasa seperti money politic dan berbagai isu miring lainnya dapat menyebabkan konflik horizontal dan vertikal. Dan dalam permainan, bola konflik tersebut memang ada.

Baca Juga: Perseftim Flores Timur FIX Berlaga di ETMC 2023 Rote Ndao, Denda Indisipliner Dikurangi

Dengan bermain ‘bola politik’, orang diarahkan untuk menyepak, menerjang, dan menendang. Menendang  berarti mengarahkan bola ke gawang lawan serta memasukkan bola tersebut ke jaring musuh.

Bagi mereka yang menyusun strategi handal, gol dapat tercipta. Bahkan mereka akan merebut hati penonton (masyarakat) sebanyak-banyaknya. Dan bagi mereka yang tidak mampu bermain imbang, peluang untuk meraih kemenangan pupus di tengah jalan.

Karena itu, bola politik dapat dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk menyepak, menendang, dan menjungkirbalikan calon-calon dengan stigma negatif yang merobohkan pamor mereka di tengah masyarakat.

Inilah strategi bola politik yang kerap dibangun oleh tim sukses tertentu untuk menjatuhkan lawan politiknya. Jika mereka dapat memengaruhi massa, usaha mereka bertunas subur di kalangan masyarakat. Jika masyarakat percaya, mereka beralih pilihan.

Baca Juga: TERUNGKAP Alasan Perseftim Gagal Berlaga di ETMC 2023 Rote Ndao, Sanksi Tak Dibayar atau Kekurangan Dana?

Kalau masyarakat bingung memilih, mereka menawarkan opsi lain serta memberikan kemungkinan-kemungkinan positif dari pasangan calon tertentu.

Salah satu kasus lama yang menyita perhatian publik adalah soal dugaan pencemaran agama yang dilakukan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Ir. Basuki Tjahaja Purnama, MM. Jika kita telusuri lebih jauh, peristiwa semacam ini ada muatan politis di dalamnya.

Itu juga merupakan salah satu strategi bola politik yang dimainkan oleh oknum-oknum tertentu, yang berusaha menjatuhkan serta menendang calon politik lain demi menggolkan calon pemimpin yang diusungnya.

Kasus semacam ini menjadi delik yang menegangkan, bahwa negara yang menganut paham demokrasi dan Pancasila sebagai dasar pijaknya, masih amat rentan dengan kasus-kasus politik yang saling menuding dengan membawa nama isu SARA sebagai basis tranformatif yang melatarbelakanginya. Hal ini tentu menciderai hakikat demokrasi dan menodai Pancasila sebagai dasar pijak.

Baca Juga: Perse Ende Raih Trofi ETMC XXXI 2022 di Lembata, Manajer: Kami Bukan Jago Kandang!

Solusi yang Ditawarkan

Berhadapan dengan peristiwa di atas maka ada beberapa hal yang mesti digalakan bersama demi tercapainya politik yang sehat dan mampu menjawabi kepentingan rakyat.

Pertama, perlu menciptakan kompetisi yang sehat. Dengan menciptakan kompetisi yang sehat maka pemimpin membiarkan rakyat secara amat matang mempertimbangkan keputusan yang dibuatnya. Dengan begitu, mereka tidak terprovokasi dalam menjatuhkan pilihannya.

Kedua, sejauh mungkin isu mengenai SARA perlu dihindarkan. Isu mengenai SARA dalam berpolitik sangat sensitif, bahkan dapat menciptakan ruang primordialisme yang kuat di kalangan masyarakat.

Baca Juga: Prediksi Laga Final ETMC XXXI 2022 Persebata vs Perse Ende Kamis 29 September 2022: Adakah Drama Adu Pinalti?

Ketiga, menciptakan ‘bola politik’ yang adil. Artinya, tidak ada tim sukses yang membangun kerja sama dengan wasit (Komisi Pemilihan Umum, red) untuk menggolkan pasangan tertentu. Atau, menggunakan strategi money politic untuk mendapatkan massa serta mendepak calon lain dengan menebarkan isu negatif.

Dengan begitu, bola politik dapat bergulir lembut dalam sebuah kompetisi tanpa ada intervensi dari pihak lain. Maka, setiap tim sukses setidaknya diharapkan mampu memainkan strategi yang lihai dan sportif dalam sebuah pertarungan politik.***

Editor: Ade Riberu

Tags

Terkini

Terpopuler