Bakal Tampil di Pembukaan Festival Bale Nagi 2024, Simak Makna Ringkas Tarian Belu Belen dari Nuhalolon-Solor

- 1 April 2024, 21:30 WIB
Para perempuan Solor berbalutka pakaian adat dan aksesoris untuk pementasan tarian Belu Belen dari Nuhalolon.
Para perempuan Solor berbalutka pakaian adat dan aksesoris untuk pementasan tarian Belu Belen dari Nuhalolon. /Dok. Valentino Luis

FLORESTERKINI.com – Festival Bale Nagi 2024 akan dimulai pada Selasa, 2 April 2024, berpusat di Taman Kota Felix Fernandez Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Festival Bale Nagi 2024 yang mengusung tema ‘Mari Tora Sesama Bua Bae Nagi Tana’ ini mendapat dukungan dana yang bersumber dari APBD Kabupaten Flores Timur Tahun Anggaran (TA) 2024 sebesar Rp197.000.000, dan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI sebesar Rp120.000.000.

Menariknya, di acara penjemputan Penjabat Bupati Flores Timur dan tamu VIP dari Kemenparekraf yang direncanakan terjadi pada pukul 16.00-16.15 WITA besok, sebuah tarian khas Solor Barat yakni tarian Belu Belen dari Desa Nuhalolon akan ditampilkan pada kesempatan itu.

Baca Juga: Jadwal Acara GTV Selasa 2 April 2024: Jangan Lupa Saksikan Live Streaming Super Deal Indonesia Ramadhan

Lantas, apa makna tarian Belu Belen sehingga dipilih untuk ditampilkan pada kesempatan pertama di momen pembukaan Festival Bale Nagi 2024?

Narasumber tarian Belu Belen, Fransiskus Keray, menjelaskan bahwa pada dasarnya Belu Belen adalah tarian kebersamaan yang hadir dengan nuansa penuh sukacita.

"Tarian Belu Belen adalah sebuah tarian kebersamaan, tarian sukacita, yang mana pada masa dahulu dipentaskan saat upacara adat," kata Fransiskus kepada FLORESTERKINI.com, Senin, 1 April 2024.

Baca Juga: Romantisme di Malam Hari Dalam Tayangan Di Antara Dua Cinta: Jadwal Acara SCTV Selasa 2 April 2024

Lebih lanjut kata dia, seiring perkembangan zaman, tarian Belu Belen dipakai juga untuk penjemputan tamu yang hendak datang berkunjung ke suatu desa, terutama tempat dari mana tarian tradisional itu berasal.

Terkait syair yang disertakan bersamaan dengan pementasan tarian Belu Belen, Fransiskus menuturkan, semuanya tergantung situasi, bisa juga berupa cerita tentang kehidupan suku-suku di Lewotana (kampung halaman, red) dan sejarah asal muasal suku.

Adapun busana yang dikenakan para penari Belu Belen ini yakni Nidok, Kenobo, Belaon, Nile Sidok, dan Kala Bala atau gelang gading.

Baca Juga: Jangan Kaget Jika Bioskop Sahur Bikin Anda Makin Enggan Tidur! Simak Jadwal Acara ANTV Selasa 2 April 2024

Nidok adalah aksesoris kepala untuk perempuan, sementara Kenobo merupakan aksesoris untuk laki-laki. Nidok dan Kenobo adalah simbol kehormatan untuk tamu.

Belaon adalah lambang kewanitaan, lambang kesuburan seorang wanita. Nile Sidok melambangkan cinta dan ketulusan, dan Kala Bala atau gelang gading melambangkan pengorbanan,” pungkasnya.***

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah