Malam Ini, Sendratari Tina Le dari SMAN 1 Tanjung Bunga Siap ‘Guncang’ Panggung Festival Bale Nagi 2024

- 4 April 2024, 15:36 WIB
Sejumlah anggota Sendratari Tina Le.
Sejumlah anggota Sendratari Tina Le. /Dok. Pribadi Masni Hokon

FLORESTERKINI.com – Festival Bale Nagi (FBN) 2024 di Larantuka, Kabupaten Flores Timur-NTT, malam ini, Kamis, 4 April 2024, akan menghadirkan sebuah pentasan sendratari berjudul Tina Le, yang dibawakan oleh siswa-siswi SMAN 1 Tanjung Bunga pada pukul 18.20 WITA.

Pelatih Sendratari Tina Le, Maria Marselina Barek Hokon, mengatakan bahwa poin penting dari sendratari ini adalah kisah percintaan antara seorang pemuda dengan seorang wanita, hingga berlanjut ke jenjang perkawinan.

Ia menjelaskan, dalam kehidupan berumah tangga, kedua pria dan wanita itu dikaruniai seorang anak perempuan, yang kemudian diberi nama Tina. Mereka sangat mencintai putri semata wayang itu.

Baca Juga: Jelang Lebaran 2024, Basarnas Maumere Siapkan 69 Personel Siaga SAR Khusus

Sinopsis Sendratari Tina Le

Maria Marselina lebih lanjut meringkaskan alur cerita Tina Le, saat dikonfirmasi FLORESTERKINI.com melalui sambungan WhatsApp, Kamis, 4 April 2024. Berikut sinopsisnya!

Dahulu kala, para gadis diketahui sering berkumpul melaksanakan berbagai kegiatan, salah satunya makan sirih pinang. Di saat mereka sedang melakukan kegiatan itu, datanglah Rensi dan Ronsi, lalu bergabung bersama mereka.

Di tengah keasyikan aktivitas itu, datang pula beberapa pemuda dan menghampiri para gadis tersebut. Para pemuda itu mulai melirik dan melihat para gadis itu satu per satu.

Baca Juga: Jadwal ANTV Kamis 4 April 2024: Bersiaplah! Drama India hingga Bioskop Asia Siap Menghentak Layar Kaca Anda!

Dalam perjalanan pergaulan mereka, salah satu pemuda yang bernama Kulu simpatik dengan dua gadis di antaranya, yaitu Rensi dan Ronsi. Dalam tatapan beraroma cinta, Rensi dan Ronsi mengutarakan kata-kata kepada Kulu, dan Kulu pun menanggapi kata-kata dari kedua gadis tersebut dalam bahasa daerah dengan syair sebagai berikut.

Wua matan pito, wua sama tuben tawa, wua bena bakun kero; malu kolen lema, malu helo nadin buno, malu bena kolen rapu; witi rae lango take, kaan onek gare nire, bala weli keban kuran, kaan kala noga nai; pile modi pile, pile maan moen tou; tada modi bote, bote maan moen rua.

Salah satu momen pementasan sendratari Tina Le.//
Salah satu momen pementasan sendratari Tina Le.//

(Pinang tujuh bulir, pinang yang baru tumbuh, pinang hijau dan segar, pinang sirih lima tangkai, ibarat darah segar yang mengalir, sirih mudah batang yang tangguh, kambing seekor pun tak ada di rumah, sekedar merayu menghibur hati, gading pun tak kupunya, apa daya tangan tak sampai, silakan memilih salah satunya, dan bawa pulang ke rumah jadikan istrimu).

Setelah mereka mengungkapkan kata-kata tersebut, Kulu mengajak kedua gadis tersebut bersama dengan teman-temannya yang lain bermain bersama dalam tarian dan lagu.

Baca Juga: Profil Tonny Harjono: Dulu Ajudan Presiden, Sekarang Jadi KSAU

Selesai kegiatan menari dan menyanyi, berkumpullah lagi para gadis untuk melakukan kegiatan menenun. Dalam melakukan kegiatan tersebut, mereka mendengar riuh dan gaduh dari luar.

Pada saat itu, para gadis berdiri dan melarikan diri. Di saat melarikan diri, bertemulah Kulu dan Rensi, dan Kulu pun langsung mengungkapkan isi hatinya kepada Rensi sebagai berikut.

Kebarek mo kirin ulin, kebarek mo ratan baran sama ula utan doro; Keropo mo akun lewun, keropo mo lewun doan sama koro luo lolon; doan lali jawa, lali na sama gawak ake maan ure tue. Lela lali sina, lali na mete sesa ake maan ure tue; Nekin di tenane, go lodo loran louk, tege bae tege lagit wanan di keneman, go lodo tiwan lage, ake mete ake dore; tala pita rae tai, susah titen ruat kae tala nawe haka tai, paya tite ruat kae.

(Gadis muda cantik nian dengan rambut terurai panjang, pria tampan dari mana asalmu, kampungmu sungguh jauh di sana, jangan buat hatiku jadi tak karuan, sebab aku tak punya apa-apa, kini saya mau melangkahkan kakiku mengikutimu menuju rumah tangga baru. Susah dan senang kita hidup bersama).

Baca Juga: Belanja Saat Sahur, Big Ramadan Sale Catat Peningkatan Transaksi hingga 44 Kali Lipat di Shopee Live

Dalam percintaan mereka, mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang diberi nama Tina. Di usia dewasanya, Tina pergi bermain dan menghilang dari rumah. Orang tua Tina merasa cemas, karena putri semata wayang tidak kembali ke rumah.

Akhirnya, kedua orang tua Tina pergi mencarinya di berbagai tempat hingga menemukan Tina sedang bermain di pesisir pantai. Saat bertemu anak semata wayang mereka itu, kedua orangtua tersebut memeluk dan membelainya.

Setelah ditemukan, para warga, termasuk rekan-rekan Kulu dan Rensi,  berbondong-bondong menuju pesisir pantai untuk menjemput Tina dalam suasana kegembiraan.***

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah