Renungan Katolik Minggu Prapaskah II, 25 Februari 2024: Transfigurasi, Yesus Berubah Rupa di Puncak Gunung

24 Februari 2024, 07:59 WIB
Ilustrasi. Renungan Katolik Minggu Prapaskah II. /Kolase Foto FLORESTERKINI.com/Pixabay

FLORESTERKINI.com – Renungan Katolik Minggu Prapaskah II, 25 Februari 2024, mengantar kita untuk melihat detik-detik peristiwa transfigurasi yang merupakan momen sakral di mana Yesus berubah rupa di puncak gunung.

Sebelumnya, umat Katolik akan lebih dulu diperdengarkan tiga Bacaan Kitab Suci di hari Minggu ini, yakni dari Kitab Kejadian 22:1-2.9a.10-13.15-18, Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma 8:31b-34, dan Injil Markus 9:2-10.

Saudari-Saudara terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus! Dalam Bacaan Pertama (Kej. 22:1-2.9a.10-13.15-18) diceritakan bahwa di puncak Gunung Moria, Abraham rela mengurbankan anaknya Ishak sebagai ungkapan ketaatan imannya kepada firman Tuhan. Ketaatan iman yang luar biasa ini mentransformasi Abraham menjadi ‘Bapa Kaum Beriman’.

Baca Juga: CHUANG ASIA THAILAND: Perjuangan 2 Trainee Indonesia di Ambang Eliminasi

Kurban Ishak ternyata diganti Tuhan dengan seekor domba. Ini sebuah pralambang bagi ‘Anak Domba Allah’ yang menjadi kurban cinta kasih Allah yang tak berhingga untuk kita.

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya tunggal... bukan untuk menghakimi dunia melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia” (Yoh. 3:16a.17b).

Atau, dalam kata-kata Rasul Paulus dalam Bacaan Kedua (Rm. 8:31b-34) hari ini: “Jika Allah di pihak kita, siapa yang akan melawan kita? Ia yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi menyerahkan-Nya bagi kita semua...” (Rm. 8:31b-32a).

Baca Juga: Shopee Live Diskon Murah Sampai Dengan 80 Persen, Hadir Dua Kali Setiap Hari!

Sementara itu, Injil berkisah tentang peristiwa transfigurasi: Yesus naik ke gunung tinggi bersama tiga murid-Nya. 'Gunung' bukan hanya sekadar keterangan tempat, melainkan lambang situasi di mana kita menjaraki kesibukan harian dan naik ke dimensi rohani yang lebih tinggi.

Dari puncak gunung, tampak pemandangan indah yang tak terlihat dari lembah atau dataran. Begitu juga dari dimensi rohani yang lebih tinggi, murid-murid melihat keindahan luar biasa dan tak terduga: wajah Yesus bersinar cemerlang dan pakaian-Nya putih berkilauan.

Dalam peristiwa ini, Yesus mewahyukan dua hal: (1) keagungan wajah Putra Allah Mahatinggi; dan (2) keindahan wajah manusia yang diciptakan menurut citra Allah. Kristuslah yang membarui wajah asali kita menjadi wajah anak-anak Allah yang indah cemerlang melalui penebusan-Nya.

Baca Juga: Ketua PPK Talibura Dirawat di Puskesmas, Polsek Waigete Kunjung dan Beri Motivasi

Suara Bapa dari surga memberikan kesaksian: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia”. ‘Mendengarkan Yesus’ berarti menaati firman-Nya dan setia mengikuti teladan hidup-Nya.

Petrus berkata: “Rabi, betapa bahagianya kami di tempat ini...”. Saat itu, rasul ini belum tahu bahwa Almasih harus menderita sengsara dan wafat untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya. Maka Yesus mengajak mereka turun gunung dan meneruskan perjalanan ke Yerusalem, yang kelak membawa-Nya ke gunung lain: Golgota.

Simpulannya, tak ada jalan pintas menuju kemuliaan kebangkitan, selain melalui jalan salib. Itulah inti misteri Paskah.

Baca Juga: Ketukan Misterius Malam Hari: Yuk Selami Dunia Thriller dan Ketegangan dalam Sinopsis Leave the World Behind

Doa

Tuhan, sinarilah kami dengan cahaya Wajah Kristus dan baruilah kami menjadi putra-putri-Mu terkasih. Tuntunlah kami mengikuti jejak Yesus Penebus melalui jalan Salib menuju kemuliaan kebangkitan. Amin.***

Disclaimer: Renungan Katolik ini sejatinya disusun dan dibawakan oleh Pater Leo Kleden SVD, kemudian dibagikan lagi di sini dengan perubahan seperlunya, dengan maksud dan tujuan evangelisasi di media sosial.

Editor: Ade Riberu

Tags

Terkini

Terpopuler