Allah memimpin umat Israel dari kehidupan lama mereka sebagai budak-budak di Mesir kepada suatu kehidupan baru di Tanah Terjanji.
Perjalanan umat Israel melalui gurun pasir tidak selalu mudah. Banyak ‘salib’ yang harus dipikul hingga akhirnya sangat berbuah manis di akhir ziarah mereka.
Baca Juga: Jadwal Acara TV di Trans7 Hari Ini, Jumat 5 Agustus 2022: Nonton Anak Sekolah dan Lapor Pak
Allah menginginkan agar jika kita mendengar kata “salib”, maka kita langsung berpikir bahwa ini adalah “kabar baik”!
Allah ingin agar kita melihat salib sebagai sarana untuk meninggalkan berbagai sampah dalam kehidupan kita: keserakahan/ketamakan, prasangka dan praduga, atau keangkuhan/kesombongan dan lain sebagainya.
Itu supaya kita dapat mengalami keakraban dengan Dia yang dibawa Yesus dengan kedatangan-Nya ke tengah dunia.
Baca Juga: Soeratin Cup U17 Ende: Gasak Persematim 5-0, Persap Alor Kokoh di Puncak Klasemen Sementara Grup A
Oleh karena itu, marilah kita merangkul salib kita masing-masing dan memikulnya, sehingga dengan demikian Allah dapat memenuhi diri kita dengan suatu cara berpikir yang baru, cara bertindak yang baru, dan cara hidup yang baru pula.
Marilah kita menaruh rasa percaya kita pada tangan-tangan kasih Yesus dan yakin bahwa salib akan memimpin kita kepada kehidupan kekal dalam hadirat Allah, bebas dari segala rasa susah dan maut.***