Ia berharap, melalui tema "Membangun Persaudaraan Sejati untuk Indonesia Maju", Pesparani bisa menjadi sarana bagi umat Katolik untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
Melalui Pesparani, kata dia, umat Katolik dapat menunjukkan sportivitas dan kreativitas dalam mengapresiasi seni budaya bangsa yang diinkultrasikan dalam tradisi, kebiasaan, dan budaya musik, serta nyanyian dalam lingkungan Gereja Katolik.
Baca Juga: Hari ke-5 Pencarian, 20 Orang Masih Hilang Pasca Tragedi Terbakarnya Cantika Express 77
Ia optimistis jika Pesparani menjadi istimewa dan menguatkan upaya melestarikan keindonesian dalam kebersamaan dengan mereka berkeyakinan lain, serta mewujudkan tekad dan kerja bersama untuk menjaga dan merawat harkat dan martabat manusia.
"Melalui Pesparani marilah kita semua merayakan makna toleransi dan moderasi beragama untuk terus mewujudkan toleransi, kesetaraan dan kerja sama sebagai tiga dimensi yang membentuk kerukunan umat beragama," ujarnya.
Lebih lanjut kata Menag, sinergi dan kolaborasi para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan lembaga keagamaan dari semua lembaga keagamaan, termasuk lembaga Pesparani, untuk terus menjaga dan melestarikan keragaman itu.
Dia menambahkan, harapan itu harus diwujudkan karena salah satu pilar penting tegaknya NKRI adalah agama.
Baca Juga: Olah TKP Cantika Express 77 Digelar, Ini yang Ditemukan Tim Labfor di Kedalaman 20 Meter
Kementerian Agama (Kemenag) juga memfasilitasi semua agama dalam pembinaan dan pengembangan aktivitas keagamaannya.
Hal itu mencakup antara lain Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) bagi umat Muslim, Pesparawi untuk umat Kristen, Utsawa Dharma Gita untuk umat Hindu, serta Muhaniti Loka Dhamma untuk umat Buddha.