FLORES TERKINI, Sikka – Kedatangan Paus Yohanes Paulus II (sekarang telah menjadi Santu) di Indonesia pada tahun 1989 menjadi catatan historis yang penting, secara khusus bagi ‘penghuni’ Seminari Tinggi Santu Petrus Ritapiret, Maumere, Kabupaten Sikka.
Vatikan dan Indonesia terasa seakan-akan sama sekali tak berjarak ketika ‘orang penting’ dalam Gereja Katolik itu menyambangi umatnya di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kisah persinggahan Paus Yohanes Paulus II ini pun diabadikan di Seminari Tinggi Ritapiret, yang terletak di Jalan Santu Petrus, Desa Nita, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka.
Baca Juga: Ketum PAN: Menteri Cuti Kampanye Tergantung Izin Presiden, Bukan KPU
Pembina Frater Seminari Tinggi Ritapiret sekaligus pengelola Kamar Paus dan Dosen IFTK Ledalero, Romo Patrik D. Guru, mengisahkan detik-detik dan peristiwa ringkas kunjungan Paus Yohanes Paulus pada tahun itu. Kala itu, Bapa Suci berada di Indonesia selama lima hari, mendatangi lima tempat berbeda, yaitu Yogyakarta, Medan, Surabaya, Maumere (Flores), dan Dili (Timor Timur).
"Saat itu beliau berkunjung ke Indonesia selama lima hari sebagai kepala negara Vatikan sekaligus pimpinan tertinggi agama Katolik," kata Romo Patrik.
Ia menambahkan, saat Paus berada di Maumere, beliau mengunjungi Seminari Tinggi Ledalero dalam rangka audiensi umum dengan para imam dan calon imam, bertempat di Aula Ledalero, sebelum tempat pertemuan itu hancur lebur karena gempa pada tahun 1992.
Baca Juga: Kontraktor Pembangunan 2 Puskesmas di Lembata Dibekuk Aparat, Kerugian Negara hingga Miliaran Rupiah