Network
FLORES TERKINI – Seminari Tinggi Santo Petrus Ritapiret, yang terletak di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), sering dijuluki sebagai "Vatikan Semalam". Julukan ini diberikan karena Paus Yohanes Paulus II pernah bermalam di sekolah pendidikan calon imam yang berlokasi di Desa Nita. Kisah kunjungan Paus ini memberikan dampak spiritual yang mendalam dan meninggalkan jejak sejarah yang berharga bagi banyak orang.
Lawatan Paus Yohanes Paulus II ke Indonesia
Pada bulan Oktober 1989, Paus Yohanes Paulus II mengadakan lawatan pastoral ke Indonesia. Dalam perjalanannya, beliau mengunjungi beberapa kota besar seperti Yogyakarta, Medan, Surabaya, Maumere, dan Dili.
Baca Juga: Penemuan Bayi Tanpa Tubuh di Desa Lamawohong-Solor: Polisi Lakukan Penyelidikan Intensif
Di Maumere, Paus asal Polandia ini tiba pada tanggal 10 Oktober 1989 dan melanjutkan perjalanannya ke Dili keesokan harinya. Malam tersebut, Paus memilih untuk menginap di Seminari Tinggi Santo Petrus Ritapiret, yang kemudian menjadi momen bersejarah bagi seminari tersebut.
Keajaiban Doa di Kamar Paus
Romo Patrick Dharsam Guru, Pembina Frater Seminari Tinggi Ritapiret dan Dosen IFTK Ledalero, menyebutkan bahwa banyak peziarah yang berdoa di kamar Paus Yohanes Paulus II mengalami keajaiban sesuai dengan intensi doa yang mereka panjatkan.
Kamar Paus yang penuh dengan foto-foto kisah hidup Paus yang bernama asli Karol Jozef Wojtyła serta foto-foto kunjungan Sri Paus ke Maumere, menjadi saksi bisu dari banyak pengalaman spiritual yang dialami oleh para peziarah.
Di dalam kamar Paus, terdapat dua relikwi bersejarah yang menjadi daya tarik utama bagi para peziarah. Relikwi tersebut adalah bercak darah Paus Yohanes Paulus II dan baju jubah yang beliau kenakan. Menurut Romo Patrick, dalam iman Katolik, relikwi dihormati sebagai bagian dari diri Orang Kudus.
