Pecat Massal di Ranah Teknologi! Microsoft hingga Amazon Dikabarkan PHK 21.000 Karyawan, Apa Penyebabnya?

- 29 Januari 2024, 17:11 WIB
Ilustrasi Karyawan pabrik yang terancam PHK karena kesulitan finansial perusahaannya
Ilustrasi Karyawan pabrik yang terancam PHK karena kesulitan finansial perusahaannya /Saeful Ridwan /PR Sumedang

FLORESTERKINI.com - Secara mengejutkan, pada Kamis 25 Januari 2024 Microsoft mengumumkan rencananya untuk memberhentikan 1.900 karyawan di Activision Blizzard dan Xbox. Keputusan ini merupakan langkah terbaru dalam serangkaian pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor teknologi yang telah terjadi selama beberapa tahun terakhir, dengan proyeksi hingga tahun 2024.

Pemangkasan tenaga kerja ini akan mempengaruhi sekitar 8 persen dari total karyawan di divisi Microsoft Gaming, dengan sebagian besar dampaknya dirasakan di Activision Blizzard. Selain itu, Presiden Blizzard, Mike Ybarra, dan Chief Design Officer, Allen Adham, juga diumumkan akan meninggalkan perusahaan. Selain pemotongan staf, Microsoft juga mencatat pembatalan game survival Blizzard yang sebelumnya diumumkan.

Keputusan ini datang beberapa bulan setelah Microsoft menyelesaikan kesepakatan senilai 69 miliar dolar AS (Rp1,08 kuadriliun) untuk mengakuisisi Activision Blizzard. Akuisisi ini bertujuan untuk memperkuat posisi Microsoft di pasar video game dengan menggabungkan judul-judul terlaris seperti "Call of Duty". Hal ini diharapkan dapat memperkuat persaingan dengan pemimpin industri, Sony.

Baca Juga: Berkaca dari Kasus Foto Palsu Taylor Swift, Begini Dampak yang Ditimbulkan AI Dalam Menghasilkan Gambar

"Pengumuman Microsoft bahwa mereka akan memberhentikan 1.900 pekerja video game memperjelas bahwa, bahkan ketika Anda bekerja di perusahaan sukses dalam industri yang sangat menguntungkan, penghidupan Anda tidak akan terlindungi tanpa suara dalam pekerjaan," kata Communications Workers of America (CWA), dikutip dari Antara.

"Kami akan terus mendukung para pekerja di Microsoft dan seluruh industri video game yang ingin memiliki suara serikat pekerja dalam pekerjaan mereka," tambahnya.

Beberapa perusahaan raksasa, termasuk Alphabet, Amazon.com, dan eBay, telah mengambil langkah radikal dengan melakukan pemutusan hubungan kerja dalam beberapa pekan terakhir. Tindakan ini dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi biaya dan meningkatkan profitabilitas mereka.

Baca Juga: Terungkap! Begini 7 Langkah Sederhana Bagaimana Panel Surya Mengubah Sinar Matahari Menjadi Listrik

Dalam sebulan terakhir, lebih dari 21.000 karyawan dipecat dari 76 perusahaan teknologi, demikian data dari situs pelacakan Layoffs.fyi. Kehilangan pekerjaan ini menjadi bagian dari tren keseluruhan di sektor teknologi, yang pada tahun 2023 saja kehilangan 168.032 pekerjaan

Halaman:

Editor: Ancis Ama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x