FLORES TERKINI - Beredar sebuah informasi melalui pesan WhatsApp (WA) yang mengklaim bahwa varian baru Covid-19 dari India memiliki daya yang sangat kuat dan tidak dapat terdeteksi dengan alat tes corona biasa.
Menurut informasi tersebut, hal itu dibuktikan dengan temuan tiga warga China yang bekerja di India yang kembali melalui Nepal sebelumnya sudah terkonfirmasi negatif melalui tes biasa.
Namun dokter masih ragu dan mengonfirmasinya dengan pemeriksaan melalui CT Scan. Hasil CT Scan tersebut menunjukkan hasil positif karena ditemukan lesi di paru-paru mereka.
“Orang Cina yang bekerja di India kembali ke Cina dari India melalui Nepal. Setibanya di Chongqing, tes awal semuanya negatif. Tetapi dokter masih ragu, sehingga mereka melakukan CT scan untuk mereka dan menemukan lesi di paru-paru mereka, dan memastikan bahwa itu adalah virus mutan rangkap tiga India, membuktikan bahwa virus mutan super India ini dapat menghindari deteksi saat ini,” demikian klaim dalam informasi WA tersebut.
Lebih lanjut dijelaskan, sebagian besar pos pemeriksaan hanya mengandalkan tes biasa, dan Hong Kong dan sebagian besar negara tidak memberlakukan CT Scan untuk orang yang memasuki negara tersebut, dan mereka tidak memiliki cukup waktu dan sumber daya untuk melakukannya.
“Jika perkiraan tersebut tepat, diyakini gelombang kelima wabah virus super akan segera muncul di Hong Kong dan dunia,” lanjutnya.
Disebutkan juga bahwa sebuah pesan yang datang dari Singapura mengatakan bahwa virus varian baru kembali muncul, dengan daya mematikan yang lebih kuat, taktik dan kamuflase, dan orang yang terinfeksi tidak mengalami gejala seperti batuk atau demam.
“Kali ini gejalanya adalah nyeri sendi, kelemahan, kehilangan nafsu makan, sehingga angka kematian lebih tinggi, waktu kritis lebih singkat, dan terkadang tidak ada gejala, jadi berhati-hatilah! lebih berhati-hati,” papar informasi tersebut.
Kemudian dikatakan, strain virus ini tidak bersembunyi di daerah nasofaring manusia, sehingga tidak ada gejala awal seperti kehilangan penciuman atau rasa, dan menyerang paru-paru secara langsung, mempersingkat waktu onset.
Menurut informasi itu, pada banyak pasien tanpa demam, sinar-X menunjukkan pneumonia toraks skala sedang. Sementara tes skrining mukosa hidung seringkali negatif untuk Covid-19, dan peningkatan jumlah hasil pemeriksaan tenggorokan dan hidung palsu (Covid-19), menyiratkan penularan langsung virus ke paru-paru, dan gangguan pernapasan akut (hipoksia) yang disebabkan oleh pneumonia virus.
“Ini menjelaskan mengapa penyakit ini menjadi jauh lebih akut dan mematikan, dengan demam yang mungkin telah berubah menjadi penyakit yang parah,” jelasnya.
“Harap diperhatikan: hindari tempat ramai, jaga jarak, pakai masker, sering cuci tangan dengan hand sanitizer atau sabun. Wabah ini lebih mematikan dari gelombang sebelumnya, dan kita harus lebih berhati-hati. Jangan pernah meremehkannya. ingat! Mohon diteruskan ke saudara dan teman,” imbuhnya.
Lantas, apakah informasi yang terkesan mengkhawatirkan dan mencemaskan tersebut dapat dipercaya?
Berdasarkan hasil penelusuran yang dikutip dari covid19.go.id, klaim tersebut salah. Faktanya, ketiga warga China tersebut sebelumnya sudah terkonfirmasi positif Covid-19 setelah melakukan test Covid-19 yang berbasis asam nukleat, kemudian pemeriksaan CT Scan yang dilakukan dokter tersebut guna mengonfirmasi lebih lanjut keadaan mereka.
Pada dasarnya, sudah menjadi pedoman pemeriksaan yang dilakukan otoritas kesehatan China untuk melakukan CT Scan untuk mengonfirmasi lebih lanjut hasil positif Covid-19 setelah melakukan test Covid-19 yang berbasis asam nukleat.
Di sisi lain, kabar yang beredar tersebut dinilai telah salah mengartikan kasus yang terjadi pada tiga orang China yang bekerja di India tersebut.
Para pakar menyatakan, alat tes Covid-19 yang berbasis asam nukleat masih dapat mendeteksi Varian Covid-19 yang ada saat ini.
Dengan demikian klaim bahwa tiga orang china yang terpapar varian baru dari India tidak dapat dideteksi dengan alat test Covid-19 biasa merupakan hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.***